Antraks dan Kerbau Kampung Jadi Ancaman Badak Jawa

Antraks dan Kerbau Kampung Jadi Ancaman Badak Jawa

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Jumat, 27 Apr 2018 11:42 WIB
Badak Jawa Samson (Foto: dok TNUK)
Pandeglang - Meskipun hidup terisolir di ujung pulau Jawa, ekosistem badak Jawa juga memiliki ancaman keberlangsungan hidupnya. Mulai dari antraks, nyamuk penghisap darah sampai ketersediaan pakan menjadi warning bagi badak.

Menurut Ridwan Setiawan pakar badak yang juga staf WWF Ujung Kulon, menjelaskan, badak rentan sakit terhadap antraks, dan bakteri seperti trypanosoma. Bakteri jenis ini bisa berkembang biak di air dan menyebar melalui udara. Bisa di sebarkan oleh hewan ternak yang ada di sekitar kawasan taman nasional.

"Ternak yang ada di sekitar, kadang masuk ke kawasan," kata lelaki yang biasa disapa Iwan Podol bercerita kepada detikcom, Pandeglang, Banten, Jumat (27/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Lalat pengisap darah atau tabanus juga bisa menjadi penyebar penyakit bagi badak. Misalkan, ada lalat yang menghisap darah kerbau yang sakit. Ini, bisa menyebar begitu tabanus tersebut menghisap darah ke banteng dan terus ke badak.

Penyebaran antraks dan trypanosoma ini bisa saja menyebar sampai ke badak Jawa. Apalagi, ada daerah-daerah tempat pengembalaan kerbau milik warga misalkan di daerah Legon Pakis dan Cegog yang dekat dengan habitat badak. Tapi, Ridwan menjelaskan, tim dari pihak balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Dinas Peternakan Pandeglang dan WWF sendiri menurutnya selalu memantau kesehatan kerbau di kawasan itu.

"Ada tim dokter yang memantau itu, sebulan satu kali tim di lapangan melihat kesehatan kerbau. Kalau dibiarkan tidak diurus akan menganjam" ujarnya.

Kedua, ada makanan yang mengandung toxin dan anti nutrisi bagi badak. Ada dua jenis tumbuhan yang kadang dimakan oleh badak di Ujung Kulon seperti daun Cente atau Lantana Camara dan daun Babakoan atau Calotropis Gigantea.



"Itu bisa menyebabkan penyakit karena ada zat yang mengandung racun. Tapi, itu tidak bisa sekaligus, dan prosesnya bertahun-tahun dalam jumlah banyak," paparnya.

Ia mengatakan, selain dokter yang mengantisipasi terhadap penyebaran penyakit dari spesies lain, memang harus ada dokter khusus yang meneliti rekam jejak pakan badak. Apalagi, saat ini hanya tersisa 68 individu badak di TNUK.




(rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads