JK: Di China Bukan Copyright, Tapi Right to Copy

JK: Di China Bukan Copyright, Tapi Right to Copy

Rina Atriana - detikNews
Kamis, 26 Apr 2018 10:31 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) (Rina Atriana/detikcom)
Jakarta - Hari Kekayaan Intelektual (HKI) Sedunia ke-18 diperingati hari ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai suatu negara akan maju apabila negara tersebut terus berinovasi dan bekerja keras.

"Kemajuan suatu bangsa, suatu negara, tidak lepas daripada inovasi, kreativitas, dan kerja keras tentunya daripada mayarakatnya, ilmuwan, pengusaha, dan kita semua. Tanpa inovasi dan kerja keras tidak mungkinlah kita capai suatu masyarakat yang maju seperti ini," kata JK dalam acara peringatan HKI Sedunia di Istana Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JK menyatakan, negara maju pada awalnya meniru apa yang dilakukan negara lain. Dia mencontohkan Amerika Serikat yang meniru Eropa dan Jepang yang meniru Amerika Serikat.

"Memang kemajuan suatu negara juga mula-mula dengan sistem meniru. Amerika meniru Eropa tentunya, kemudian Jepang meniru Amerika dengan segala macam teknologinya, Korea meniru Jepang, kemudian sekarang China meniru apa saja yang ada di dunia ini," ujar JK yang disambut tawa hadirin.



Menurut JK, di China tak dikenal istirlah copyright tapi diplesetkan menjadi right to copy alias 'hak untuk menyalin'.

"Sehingga di China dikenal bukan copyright tapi right to copy. Itu mula-mula. Namun karena mereka sudah maju maka tidak lepas daripada mendirikan lembaga-lembaga penelitian," tutur JK.



"Karena ini juga China sekarang menghormati hak property right itu bukan lagi right to copy, tapi juga copyright harus menjadi bagian daripada kehidupan itu. Karena mereka maju juga apabila hanya meniru, maka ada batas-batas kemajuan," imbuhnya.

(rna/dnu)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads