Moeldoko: TKA Kita dari Berbagai Negara dan Bukan Pekerja Kasar

Moeldoko: TKA Kita dari Berbagai Negara dan Bukan Pekerja Kasar

Ibnu Munsir - detikNews
Rabu, 25 Apr 2018 20:12 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Andhika/detikcom)
Makassar - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) TNI Moeldoko mengomentari permasalahan tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia. Terkait TKA, dia mengatakan yang ada di benak masyarakat tak lepas dari China. Padahal TKA yang ada di Indonesia berasal dari berbagai negara.

"Kalau kita bicara TKA pasti lari ke China. Padahal TKA tenaga kerja kita dari berbagai negara, contoh ini proyek tenaga pembangkit listrik di Sidrap itu tenaga 751 orang, 5 persen dari Amerika. Kenapa kita memberikan kemudahan, bayangkan PLTA pembangkit listrik dipasang, atau ada rusak mekaniknya jauh datang izin lama juga," kata Moeldoko di Makassar, Rabu (25/4/2018).


Mantan Panglima TNI ini menilai saat ini opini disebarkan untuk menggiring pemahaman masyarakat. Moeldoko mengatakan tak begitu saja tenaga kerja asing masuk ke Indonesia karena sudah dilakukan pengawasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang kita tergiring oleh opini. Di Makassar begitu di video oleh seseorang, ini tenaga kerja dari China, ini menyebar kita perhatikan mempekerjakan tenaga kasar. Jujur, saya pembantu orang asing bangga di rumah saya, saya bangga. Namun TKA sudah ada pengawasan ketat dari imigrasi tegas kita, pengawasannya ada," terangnya.


Moeldoko mengatakan, secara aturan, tak semua TKA bisa dipekerjakan di Indonesia. TKA yang dipekerjakan hanya yang mempunyai kemampuan, bukan pekerja kasar. Dia meminta masyarakat melapor bila menemui ada TKA yang diduga melanggar aturan.

"Secara aturan dilarang, orang mempekerjakan tenaga asing itu dilarang dengan jabatan-jabatan di bawah. Itu dilarang, aturannya clear. Mungkin ada seperti itu, mungkin ada itu pelanggaran terhadap hal itu siapa pun menemukan di bawah, dilaporkan. Jangan ngomong di media, kanan-kiri ini gini, dan jelas jabatan-jabatan ini dilakukan, dan jabatan kasar itu tidak boleh," jelasnya.


Dia pun meminta tidak menjadi bangsa yang penakut karena ada dunia global yang mensyaratkan persaingan ketat. Moeldoko menegaskan pemerintah akan menindak tegas pihak yang melanggar aturan.

"Cara melihatnya jangan begitu sempit, seolah-olah kita jadi bangsa yang penakut itu toh jangan, kita jangan takut kita itu hidup dalam global, penting ada ketegasan kalau ada pelanggaran masukin penjara jangan takut, tidak ada urusan," tutupnya. (jbr/nvl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads