Pertemuan itu berlangsung pada Selasa, 24 April 2018. Para perwakilan PBB berdiskusi tentang progres pelaksanaan sustainable development goals (SDGs).
"Mulai tahun 2018, orientasi pembangunan oleh pemerintah diarahkan pada pembangunan manusia, namun tetap tidak meningalkan pembangunan infrastruktur," kata Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (25/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moeldoko didampingi oleh Deputi II KSP Yanuar Nugroho. Yanuar lalu memaparkan tentang capaian SDGs di Indonesia. Dia pun menunjukkan, persentase penduduk yang hidup dalam kemiskinan berkurang dari 17,75 persen (2006) menjadi 10,12 persen (Septermber 2017).
Yanuar kemudian menegaskan posisi Indonesia sebagai paru-paru dunia, maka dari itu pemerintah Indonesia menaruh perhatian khusus terhadap fenomena perubahan iklim. Indonesia sedang berupaya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, dan bahwa beberapa pihak berpendapat bahwa kedua hal tersebut bersifat antitesis.
"Namun pemerintah Indonesia berpandangan kedua hal tersebut tidak dapat dipisah, dan harus dicapai bersama-sama," ujar Yanuar.
Moeldoko kemudian berfoto dengan para perwakilan PBB. Foto: dok. KSP |
Adapun para perwakilan PBB itu berasal dari World Food Programme (WFP), UNFPA, UNWomen, UNHCR, UNOC, UNAIDS, FAO, UNOPS, UNIC, UNDP, UNICEF, Pulse Lab, IOM, ILO, UNOCHA, WHO, dan ASEAN-UN Liaison. UN Resident Coordinator Anita Nirody kemudian mengapresiasi pencapaian SDGs, termasuk pembangunan SDM dan antisipasi perubahan iklim di Indonesia.
"Kami sangat mengapresiasi kerja keras Pemerintah Indonesia dalam menjalankan program-programnya, Indonesa sangat penting dan diakui sebagai pemimpin dalam mencapai agenda-agenda internasional, khususnya dalam SDGs Climate Change," kata Anita. (bag/bag)












































Moeldoko kemudian berfoto dengan para perwakilan PBB. Foto: dok. KSP