Siswa lelaki berenang, sedang siswa perempuan naik ban bekas. Siswa laki-laki kemudian menarik ban tersebut dari ujung ke ujung sungai.
"Ban ini dinaiki untuk anak SD sama anak perempuan saja, karena kita takut mereka terseret. Mereka semua bisa berenang. Tapi airnya memang deras dan dalam, jadi kita gunakan ban sebagai bantuan," kata seorang siswa SMP kelas 2, Iskandar beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ban ini dinaiki untuk anak SD sama anak perempuan saja, karena kita takut mereka terseret. Airnya memang deras dan dalam, jadi kita gunakan ban sebagai bantuan.Siswa SMP, Iskandar |
Proyek jembatan itu dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Bonto sejak 2015. Karena satu dua hal, proyek itu mangkrak.
"Kondisi ini sudah sejak awal adanya kampung kami di sini. Setiap hari, baik warga maupun anak sekolah bertaruh nyawa menyeberang sungai ini. Kita tida punya pilihan lain, karena ini satu-satunya jalan," kata seorang warga, Abdullah.
Atas fakta di atas, detikcom dan kitabisa.com menggalang dana untuk membuat jembatan gantung. Estimasi dana yaitu sebesar Rp 200 juta. Hingga Selasa (24/4/2018) pukul 08.30 WIB, dana yang terkumpul sebesar Rp 162.179.410 atau 81 persen.
"Semangat ya anak-anak. Semoga Allah memberikan kalian kemudahan untuk mencapai cita-cita. Amin," kata seorang donatur yang tak menuliskan namanya. (asp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini