"Kami sebelummya sudah ada mediasi dengan pihak aplikator, tapi sampai hari ini tidak ada keputusan. Itulah mengapa kami mendatangi DPRD untuk langsung terlibat dalam menentukan tarif, serta menurunkan perfoma dari 70 persen ke 40 persen," kata koordinator aksi, Sandi Aulia saat ditemui di DPRD Sumsel Jalan POM IX, Senin (23/4/2018).
Selain batasan tarif dan perfoma, ada pula persoalan suspen sepihak yang menghantui driver ojek online. Suspen sepihak oleh pihak aplikator dianggap sangat merugikan driver.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bentuk kekecewaan karena PT Gojek Indonesia tidak hadir dan duduk bersama seperti PT Grab, driver sepakat untuk hari ini tidak menarik penumpang. Aksi boikot ini disebut sebagai bentuk protes karena aplikator dianggap tidak memiliki itikad baik.
Tidak hanya itu, dari hasil pertemuan para driver sepakat untuk berdiskusi lagi soal tuntutan mereka pada Senin pekan depan.
"Minggu depan kami pertemuan lagi di kantor DPRD. Kalau masih tak ada keputusan, maka tadi dengan DPRD telah sepakat aplikator dibekukan sementara," tegasnya.
Kabag Ops Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede menyebut pengamanan hari ini pihaknya menurunkan setidaknya 320 personil. Personil ini tersebar di titik-titik kerawanan seperti Kantor DPRD, Grab dan Gojek.
"Untuk personil ada sekitar 320. Mereka tersebar di beberapa titik, seperti kantor DPRD Sumsel, kantor Grab dan Gojek di Jalan Basuki Rahmat. Sejauh ini aksi berjalan damai," kata Maruly. (asp/asp)











































