Joko Sumanto Ditangkap, Keluarga Pertimbangkan Gugat Polri
Rabu, 06 Jul 2005 18:51 WIB
Solo - Keluarga Joko Sumanto, pemilik toko bangunan yang ditangkap tim Densus 88/Anti-teror Mabes Polri pada 29 Juni lalu, mengaku kebingungan. Pasalnya hingga delapan hari pascapenangkapan, keluarga belum menerima surat pemberitahuan apa pun dari Mabes Polri. Karena itu mereka mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum."Hingga delapan hari adik saya ditangkap polisi, kami belum mengetahui keberadaan, kondisi serta kesalahan yang dituduhkan. Kami belum menerima informasi apapun dari polisi, baik berupa surat pemberitahuan penangkapan maupun informasi lainnya," ujar Joko Sumarno, kakak kandung Joko Sumanto, saat ditemui wartawan di Wonogiri, Rabu (6/7/2005).Hingga saat ini Joko Sumanto juga belum pernah menghubungi keluarganya. Upaya keluarga untuk mendapatkan informasi ke Polres Wonogiri juga menemui jalan buntu karena pihak kepolisian setempat mengaku tidak tahu-manehu. Yang semakin membuat bingung, empat karyawan Joko Sumanto juga ikut ditangkap sehingga keluarga mereka sering menanyakan kepada keluarga Joko."Kondisi ini membuat istri adik saya semakin bingung dan shock. Jadi saat ini tidak bersedia ditemui wartawan. Kami juga sedang berencana untuk menggelar rapat keluarga. Intinya mungkin kami akan menempuh jalur hukum atas penangkapan Joko Sumanto karena telah lebih dari tujuh hari tidak ada pemberitahuan apapun," lanjutnya.Langkah hukum tersebut, tambah Sumarno, juga akan didasari penilaian keluarga bahwa polisi melakukan melanggar kepatutan dan aturan umum. Di antara yang disebutkan adalah menangkapi orang tanpa terlebih dulu menjelaskan persoalannya dan menggeledah rumah orang tanpa izin."Bahkan saat itu upaya yang dilakukan RT setempat untuk mengetahui duduk persoalannya pun ditolak. Pak RT dipaksa untuk diam dan menjauh ketika melakukan penangkapan. Belum lagi ketika menggeledah seisi rumah mereka menenteng senjata yang membuat ibu kami yang sedang sakit berat menjadi ketakutan," kata Sumarno.Ketua RT 02 RW 03, Pokoh, Wonoboyo, Wonogiri, Sungatmin, juga mengaku belum mendapatkan informasi apapun dari pihak polisi. "Kami juga bingung harus bagaimana. Sebagai ketua RT saya punya kewajiban mendampingi seluruh warga yang sedang mendapat masalah. Ketidakpastian yang disebabkan belum adanya pemberitahuan polisi ini membuat saya tidak bisa menenangkan keluarga," kata Sungatmin.Sedangkan satu-satunya karyawan Joko Sumanto yang tidak ikut ditangkap, Henardi, meminta polisi segera memperjelas status juragan dan empat temannya. "Jika dianggap bersalah ya segera beritahu keluarga, jika memang tidak bersalah ya segera dilepas. Apalagi Hana itu masih anak kecil yang baru lulus SMP dan dia harus segera mendaftar untuk melanjutkan sekolahnya," pintanya.Hana yag dimaksud Henardi adalah salah satu karyawan Joko yang ikut ditangkap. Henardi luput dari penyergapan polisi pada Rabu sore 29 Juni itu. Hari itu dia tidak masuk kerja karena kondisi badan yang kurang sehat. Saat ini Henardi masih bekerja melayani pembeli di toko milik majikannya dibantu Joko Sumarno dan seorang kerabat.Orang Yang DermawanJoko Sumanto dimungkinkan adalah seseorang yang diinisialkan sebagai JS yang ditangkap di Wonogiri oleh polisi. Tuduhan terhadapnya adalah sebagai donatur tindak teror. Namun kakaknya mengaku tidak yakin jika Joko terlibat kegiatan teror. Meski demikian diakui bahwa Joko adalah seorang yang dermawan."Setiap hari dia hana menunggui toko. Dia keluar rumah hanya kalau mencari dagangan ke Solo. Itu pun beserta sopirnya, bahkan kadang-kadang hanya menyuruh sopirnya. Dia juga tidak ikut organisasi apa pun. Setiap hari tamu memang banyak, tapi sales-sales barang bangunan itu. Bahwa dia dermawan memang benar. Semua orang sekampung mengetahui dia suka membantu kegiatan sosial," paparnya./Sungatmin juga mengakui kedermawanan Joko Sumanto. "Pak Joko sering mendermakan uang untuk kegiatan maupun pengadaan fasilitas kampung. Semua warga disini tahu hal itu. Dia juga cukup aktif di kegiatan di masjid kampung dan membantu perbaikan fasilitas yang rusak dan kebetulan dia mempunyai usaha toko bangunan," urainya."Rencananya sekolah Hana juga akan dibiayai oleh Bapak. Di luar jam sekolah Hana diminta membantu bekerja di toko. Hana juga diminta tidur disini daripada kos karena rumah orangtuanya jauh di Eromoko sana," tambah Hernadi.Sedangkan kelima anak Joko Sumanto yang masih kecil-kecil terlihat asyik bermain di halaman rumah yang juga sekaligus dijadikan tempat usaha itu. Seakan mereka belum menyadari bahwa ayahnya sedang menghadapi tuduhan cukup berat sebagai anggota jaringan terorisme.
(nrl/)