Pertemuan digelar di gedung Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018). Pertemuan dilaksanakan pada pukul 10.30-12.30 WIB.
Adapun perwakilan ketiga negara itu adalah Dubes AS untuk Indonesia Joseph Donovan, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, dan Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan sebelumnya ada empat kasus serangan senjata kimia yang dipakai pemerintah Suriah. Hal ini telah diidentifikasi oleh Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW). Terbaru, serangan senjata kimia terjadi pada 7 April lalu.
Donovan menilai pemerintah Suriah terus mengabaikan respons AS atas penggunaan senjata kimia. Padahal serangan AS dan sekutu dilakukan agar pihak Suriah tidak lagi menggunakan senjata kimia saat menyerang pemberontak.
"Intinya, Suriah selalu menggunakan senjata kimia berulang-ulang kepada rakyatnya sendiri. Mengabaikan respons AS yang kerap membalasnya menggunakan serangan udara terhadap fasilitas kimia Suriah yang tujuannya untuk melemahkan kapabilitas senjata kimia mereka dan membuat mereka jera agar tak menggunakannya kembali," ucap Donovan.
Baca juga: Tokoh Syiah Irak Ikut Demo Kecam Serangan AS |
Sebelumnya, pada Sabtu (14/4) lalu, AS beserta Inggris dan Prancis melancarkan serangan rudal ke Suriah menyusul dugaan serangan kimia di Douma pada 7 April lalu. AS dan sekutu-sekutunya menyebut rezim Presiden Bashar al-Assad mendalangi serangan kimia yang menewaskan puluhan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, itu. Rezim Assad telah membantah keras tuduhan tersebut.
Sebelum serangan rudal AS dan sekutu tersebut, Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengindikasikan bahwa kerajaan tersebut akan mendukung aksi militer internasional di Suriah. (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini