"Kami sempat dipancing oleh dua kelompok KKSB, kami sempat melakukan pengejaran, tapi kami tidak lanjutkan karena fokus evakuasi para guru," kata Komandan Brigade Infanteri 20 IJK, Kolonel Inf Frits Pelamonia kepada wartawan, Kamis (19/4/2018).
Penyanderaan guru ini bermula setelah KKSB dipukul mundur dari tujuh kampung di Distrik Tembagapura dan mundur ke lembah Arwanop. Tim TNI yang mencoba melakuan evakuasi pada pukul 05.30 WIT, pagi tadi, sempat dihadang oleh dua kelompok OPM. Pihak TNI sempat melakukan pengejaran, namum tidak dilanjutkan karena fokus pada evakuasi guru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang korban penyanderaan, Rano bercerita, kelompok KKSB mengumpulkan para guru yang bertugas di lembah itu dan melakukan intimidasi, memisahkan guru wanita dari kelompok guru lelaki dan melakukan pelecehan seksual. Tak cukup itu kelompok KKSB juga melakukan kekerasan terhadap para guru, merampas semua handphone milik para guru, laptop bahkan pakaian mereka.
Usai melakukan tindakan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap para guru wanita, KKSB mundur ke kampung Jagamin dan membawa barang rampasan milik para guru.
"Hari Jumat jam 03.00 WIT mereka datang, sekitar dua puluhan orang, kami ditodong pake senjata api, yang perempuan dipisah dari kami, selama 40 menit. Setelah itu mereka rampas HP kami, laptop, bahan makanan dan pakaian, setelah itu mereka lari" kata guru yang ikut menjadi korban penyanderaan, Rano.
Kini para guru masih syok dan trauma atas kejadian itu, bahkan saat dievakuasi guru wanita sempat pingsan dan dievakuasi ke rumah sakit guna menjalani perawatan.
Kelompok KKSB yang menguasai Lembah Arwanop merupakan kelompok KKSB pelarian dari Tembagapura, yang melarikan diri setelah dilakukan pengejaran dari kampung Banti. Arwanop merupakan lembah yang terdiri dari 6 kampung.
6 Guru wanita dan 7 guru laki-laki berhasil dievakuasi ke Timika menggunakan pesawat heli milik TNI AD. (tfq/tfq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini