Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli menyebutkan partai politik pendukung Jokowi pada Pilpres 2019 tak bisa berpangku tangan melihat keberhasilan proyek infrastruktur di Jabar. Mereka harus segera bekerja untuk mensosialisasikan keberhasilan ini kepada seluruh lapisan masyarakat agar keberhasilan ini menjadi daya tarik pada Pilpres 2019.
"Itu tugasnya partai politik dan tim sukses agar keberhasilan pembangunan infrastruktur dapat dikonversi menjadi dukungan politik, namanya konversi suara," jelasnya.
Pembangunan infrastruktur berupa jalan tol, bandara, dan pelabuhan belum bisa berdampak langsung kepada masyarakat kecil. Mereka tidak memiliki fasilitas untuk menikmati kemudahan-kemudahan hasil pembangunan itu. Dampak yang mereka peroleh bersifat jangka panjang seperti memudahkan mobilitas dengan angkutan umum.
Makanya momentum pendek antara selesainya pembangunan dengan Pilpres 2019 harus segera dimanfaatkan dengan program sosialisasi. Apalagi Jabar menjadi daerah basis lawan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto. Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla hanya memenangi suara di tiga kabupaten dan satu kota.
Langkah lanjutan inilah yang menjadi pembeda bagi tiap daerah atas keberhasilan pembangunan infrastruktur. Lili meyakini Jokowi cukup gencar menggelontorkan pembangunan infrastruktur di tiap daerah. Daerah yang sangat sulit dijangkau, Papua, mendapat berbagai proyek pembangunan besar seperti pembangunan jalan trans Papua.
Baca juga: Jokowi: Bandara Kertajati Uji Coba 24 Mei |
Namun daerah itu sudah menjadi basis bagi Jokowi pada pilpres lalu. Sehingga kerja partai politik menindaklanjuti keberhasilan pembangunan di Papua tak seperti di Jawa Barat.
"Pembangunan infrastruktur di era Jokowi menjadi pembeda bagi rezim-rezim sebelumnya tetapi tindak lanjut secara politik harus dilakukan berbeda di Papua dan Jawa Barat ini. Dorongan dengan sosialisasi perlu dilakukan, kecuali untuk kawasan-dengan program padat karya, karena dampaknya dirasakan langsung kelas bawah," jelasnya. (ayo/jat)