Wanagiri Bali Diduga Tercemar Belerang akibat Geothermal

Wanagiri Bali Diduga Tercemar Belerang akibat Geothermal

- detikNews
Rabu, 06 Jul 2005 15:18 WIB
Denpasar - Kawasan perbukitan di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, tercemar bau belerang. Polusi itu diduga berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (geothermal) di Gunung Batukaru, Tabanan. Kedua kawasan ini lokasinya berdekatan.Gubernur Bali Dewa Made Beratha akan meninjau ke lokasi sebelum menentukan sikap melanjutkan atau menghentikan proyek itu. "Kita akan cek. Apa betul (sumber belerang) dari sana (geothermal) atau bagaimana. Peninjuan akan segera kita lakukan. Saya akan lihat langsung," kata Beratha di sela-sela rapat Gabungan Eksekutif dan Legislatif di DPRD Bali, Jalan Dr Kusuma Atmadja, Denpasar, Rabu (6/06/2005).Beratha mengaku, saat meninjau kawasan geothermal yang terletak di Gunung Batukaru, Tabanan, beberapa waktu lalu, dia tidak mencium aroma belerang. "Peninjauan ini karena ada laporan ada belerang. Dulu saya meninjau tidak ada belerang. Perkiraan masyarakat berasal dari itu (geothermal). Kita lihat dulu, apakah benar atau tidak," katanya.Pembangunan proyek geothermal saat ini masih menjadi perdebatan hangat di Bali. Beberapa komponen masyarakat di Bali menolak pembangunan pembangkit listrik bertenaga panas bumi yang bersumber dari Gunung Batukaru itu. Proyek ini dilaksanakan oleh PT Bali Energi.Karena ditentang oleh masyarakat, Pemerintah Provinsi Bali menunjuk Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Udayana untuk melakukan kajian Amdal. Hasilnya, dari 22 item rekomendasi, 19 item menyatakan proyek tersebut berdampak negatif sedangkan tiga item menyatakan positif.Dampak negatif, di antaranya menyebabkan menurunnya kualitas udara, tercemarnya flora dan fauna, menyebabkan menurunnya debit air danau di sekitar lokasi, bahaya longsor serta menurunnya nilai kesakralan kawasan hulu. Sementara dampak positifnya adalah meningkatnya perekonomian masyarakat setempat dan meningkatnya pendapatan daerah.Berdasarkan kajian tersebut, Beratha berencana akan meninjau ulang pembangunan goethermal yang tengah berjalan tersebut. "Karena dampak negatifnya lebih besar daripada dampak positifnya maka akan kita pelajari untuk menentukan sikap," demikian Beratha. (nrl/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads