"Nggak ada itu, nggak ada pembahasan," kata Muhadjir saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/4/2018).
Muhadjir mengatakan, pihaknya akan mengkaji sejauh mana urgensitas penambahan libur tersebut. Sebab, kata Muhadjir, penambahan libur sangat berimplikasi besar bagi dunia pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kita lihat nanti urgensinya. Karena meliburkan juga implikasinya besar, termasuk penyesuaian silabus. Kalau itu memang secara nasional sudah masuk dalam silabus, kalau diliburkan harus ada pengganti, bagaimana nanti dengan pengganti liburnya itu. Karena dua hari itu kan untuk penyampaian bahan belajar terutama, kan berarti ada yang hilang kesempatannya. Cukup besar itu. Nanti kita lihat," katanya.
Meski demikian, Muhadjir menegaskan dirinya tidak keberatan jika opsi penambahan hari libur sekolah diberlakukan. Sepanjang itu untuk kepentingan nasional.
"Kalau untuk kepentingan nasional ya nggak (keberatan-red)," katanya.
Termasuk soal pengaruh penambahan libur itu untuk alasan menekan kemacetan.
"Makanya, apa betul kalau nanti digeser dua hari itu jadi tidak macet. Itu kita lihat juga ya," katanya. (rjo/rvk)











































