Berdasarkan hasil kajian Most Littered Nation in the World yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016, minat baca masyarakat Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara. Tentunya, untuk menaikkan indeks itu dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.
Seorang pegawai PT ASDP Indonesia Ferry, Rahmiadi mencoba menumbukan minat baca masyarakat dengan menginisiasi adanya Pojok Baca di kapal feri milik PT ASDP. Pondok baca ini didirikan pada pertengahan 2016 lalu. Berawal dari minatnya dalam membaca, ia ingin melihat para penumpang kapal dapat menikmati luasnya Selat Sunda sambil membaca buku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku demi buku yang terkumpul dibuatnya menjadi perpustakaan kecil. Buku yang ada di Pojok Baca pun bermacam-macam, mulai dari buku bacaan anak-anak hingga dewasa. Dia merintis usahanya ini di kapal Portlink, kapal itu milik PT ASDP. Sedangkan, kapal-kapal lainnya belum dirambah radmiadi lantaran masih dalam proses perizinan.
"Kalau pembicaraan sudah ada, perusahana pelayaran lain sebenarnya setuju, cuma kita masih butuh dukungan seperti buku untuk ditaruh di kapal," ujar Radmiadi di Pelabuhan Merak, Jumat (13/4/2018).
Rencananya untuk menumbuhkan minat baca lambat laun membuahkan hasil. Masyarakat antusias menggunakian jasa transportasi laut smabil menikmati adanya Pojok Baca di kapal feri.
"Ternyata banyak juga yang meminjam buku di situ, terutama anak-anak kecil yang pengin baca, dia ngambil terus dikembaliin lagi," katanya.
Beberapa pihak, sudah melirik inisiasinya itu, terutama yang ingin menyumbangkan buku bacaan. Direksi PT ASDP pun sudah bersikap untuk mensupport langkahnya itu.
"Kemarin ada dari sekretariat DPR, mereka menyumbangkan buku dan rak yang biasa dipakai buat majalah itu. Dari Dirut ASDP Bu Ira Puspadewi juga ikut mendukung," ujarnya.
Radmiadi memang tak sendiri, ia dibantu beberapa kawannya di PT ASDP untuk mengambangkan Pojok Baca. Radmiadi yang juga pelopor Perahu Pustaka Lampung itu ingin semua kapal yang beroperasi di lintas Merak-Bakauheni memiliki Pojok Baca.
"Harapannya semua kapal ada, cuma kan tergantung perusahaannya karena yang punya kapal di Merak-Bakauheni ini kan banyak, jadi perlu meminta izin dulu," tuturnya.
(tfq/asp)











































