"Hasil survei beliau (Jokowi) stagnan di angka 40 persen. Mendekati pemilu kemudian dia mengambil kebijakan populis," kata Wasekjen Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Kamis (12/4/2018).
Kebijakan populis yang dimaksud Andre di antaranya penurunan tarif jalan tol dan penambahan jumlah penerima bantuan sosial dalam Program Keluarga Harapan (PKH). Jokowi juga belakangan mengeluarkan kebijakan penambahan subsidi energi, penambahan tugas penyaluran BBM Premium ke Pertamina, kewajiban persetujuan pemerintah terhadap kenaikan harga BBM nonsubsidi, hingga tak menaikkan harga solar dan Premium sampai 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menanggap itu wajar dilajukan Pak Jokowi melihat elektabilitas beliau yang saat ini belum aman," ujar Andre.
![]() |
Terlebih, sebut Andre, Jokowi akan kembali berhadapan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di pilpres mendatang. Menurutnya, Prabowo merupakan tandingan tersulit Jokowi.
Karena itu, Jokowi buru-buru mengambil langkah dengan mengeluarkan kebijakan populis untuk merebut hati rakyat.
"Ditambah lagi beliau akan menghadapi rematch dengan Pak Prabowo yang dia tahu sulit ditaklukkan," jelasnya.
"Jadi sangat wajar Pak Jokowi mengambil kebijakan itu," tutup Andre. (tsa/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini