Menerka Figur Tepat Pendamping Prabowo

Menerka Figur Tepat Pendamping Prabowo

Aryo Bhawono - detikNews
Kamis, 12 Apr 2018 06:43 WIB
Prabowo Subianto resmi menjadi capres Gerindra. (Mindra Purnomo/detikcom)
Jakarta - Usai menerima pencalonan dirinya sebagai presiden oleh Gerindra, Prabowo Subianto harus bekerja keras meningkatkan elektabilitas dan mencari sosok pendamping yang tepat. Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandez, menilai pilihan calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo menjadi salah satu kunci pertarungan di 2019.

"Menentukan cawaprespres ini sebuah dilema bagi Prabowo dan Jokowi. Tetapi bagi Prabowo menjadi lebih krusial karena di survei belakangan popularitasnya hanya berkisar 20-25 persen," kata Arya kepada detik.com, Rabu (11/4/2018).

Popularitas Prabowo saat ini terpaut setengahnya dari Jokowi yang mencapai 50-55 persen. Kenyataan itu dipersulit dengan terbatasnya sosok yang dinilai layak menjadi cawapres.

PKS yang selama ini kerap berkoalisi dengan Gerindra telah jauh hari menyodorkan 9 nama untuk dipertimbangkan sebagai capres maupun cawapres, diantaranya Ahmad Heryawan (Gubernur Jawa Barat), Anis Matta, Sohibul Iman (presiden PKS), dan Hidayat Nur Wahid (wakil ketua MPR).

"Setiap sosok ini harus dipertimbangkan baik-baik, mana yang dapat menambah raupan popularitas. Jangan sampai tokoh tersebut cocok dan populer namun tidak mendongkrak raupan suara," kata Arya.

Sementara di internal Gerindra mencuat nama Anies Baswedan dan mantan Panglima TNI Jenderal (PUrn) Gatot Nurmantyo. Bagi Arya, kedua nama itu cukup memiliki popularitas tapi basis pendukungnya tak beda jauh dengan basis pendukung Prabowo sehingga tidak memberikan dampak kenaikan popularitas yang besar. Selain itu, Gerindra tentu tak mungkin mengajukan satu paket calon karena harus berkoalisi dengan partai lain.

Karena itu, Prabowo perlu mempertimbangkan figur popular yang memiliki basis pendukung yang tidak sama dengannya. Nama-nama seperti Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB) dan Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat) cukup potensial karena memiliki basis pendukung berbeda. Tetapi, kata Arya, tentu saja ada tawar menawar politik lebih pelik untuk dua nama ini.

Peluang Muhaimin menerima pinangan Prabowo akan terbuka lebar bila Jokowi tak meliriknya sebagai cawapres. Selama ini, Muhaimin diketahui sebagai figur pertama yang gencar mengkampanyekan diri lewat media sosial dan media lainnya sebagai cawapres. Seorang pengurus PKB pernah melontarkan semacam ancaman, bila Jokowi tak menghargai upaya Muhaimin tersebut, suara dukungan PKB akan dialihkan kepada Prabowo. (ayo/jat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads