Hasto dan rombongan kemudian diterima oleh Ketua Umum Ikhwanul Muballighin Mujib Khudori dan Ketua Dewan Syuro Ikhwanul Muballighin yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. Ikhwanul Muballighin merupakan organisasi para mubalig.
Hasto mengungkapkan pertemuan ini atas inisiasi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Megawati, kata Hasto, menugaskan Hasto dan lainnya untuk menyampaikan beberapa hal penting terkait PDIP, yang juga mengajarkan Islam dan keislaman di dalam kaderisasi partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami datang ditugaskan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri untuk menyampaikan berapa hal yang sangat penting bagaimana PDIP juga di dalam proses kaderisasinya sesuai dengan saran dari Bapak Guntur Soekarnoputra. Kami juga mengajarkan tentang Islam dan keislaman itu, tentang sejarah Islam. Bung Karno selalu menegaskan artinya Islam, Islam yang berkemajuan, Islam Nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia Raya," kata Hasto di Masjid Istiqlal, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (11/4/2018).
Dalam pertemuan itu juga disampaikan upaya-upaya pelurusan sejarah, khususnya tentang Bung Karno. Sebab, kata Hasto, di masa lalu ada yang mencoba menjauhkan sejarah Bung Karno dengan Islam.
"Dan alhamdulillah kami diterima dengan penuh kehangatan. Kami juga mengundang Prof Nasaruddin umar untuk nanti berkenan menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan masjid yang dilakukan oleh PDIP ini," ujarnya.
"Demikian juga rencana Ikhwanul Muballighin untuk mengadakan pertemuan nasional. Tentu saja PDIP berkomitmen untuk memberikan dukungan sepenuhnya," lanjut Hasto.
Sementara itu, Rokhmin menuturkan pertemuan ini bertujuan merajut silaturahmi kebangsaan antara PDIP sebagai organisasi politik dan Ikhwanul Muballighin sebagai kelompok keagamaan. PDIP menyadari kekuatan NKRI dan kemajuan bangsa ditentukan oleh stabilitas di antara komponen bangsa.
"Komponen bangsa dari berbagai macam latar belakang, entah itu suku, golongan, agama, itu harus kompak ya. Kalau tidak, nggak ada stabilitas, tidak ada ketenteraman. Gitu, ya. Tidak ada investasi. Kalau tidak ada investasi, nggak ada pertumbuhan ekonomi. Kalau nggak ada pertumbuhan ekonomi, nggak ada yang bisa dirayakan untuk presiden," tuturnya.
Momen ini, menurutnya, juga sangat penting untuk menguatkan kerja sama antara Ikhwanul Muballighin, Masjid Istiqlal, dan PDIP, terutama dalam mempererat dan memperkokoh kesatuan dan persatuan NKRI.
"Karena fakta membuktikan negara ini akan kuat, maju, makmur, dan berkeadilan kalau kerja sama kaum agamawan, khususnya Islam, dengan kami yang nasionalis, nasional-agamais, senantiasa terjamin. Itulah maksud utama kunjungan kami," katanya. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini