FUIB Minta Maaf ke Gus Mus soal Puisi, PBNU: Jangan Diulangi

FUIB Minta Maaf ke Gus Mus soal Puisi, PBNU: Jangan Diulangi

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Rabu, 11 Apr 2018 16:53 WIB
Katib Suriyah PBNU Asrorun Niam. Foto: Ari Saputra
Jakarta - Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) meminta maaf kepada Kiai NU KH Mustofa Bisri terkait puisi 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana' yang dibacakan cagub Jawa Tengah yang juga petahana, Ganjar Pranowo. Katib Suriyah PBNU Asrorun Niam meminta FUIB tak mengulang kesalahan yang sama di kemudian hari.

"Terhadap orang yang sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahan, maka perlu membukakan pintu maaf," kata Niam saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (11/4/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asrorun menyebut 3 hal yang menandai seseorang benar-benar mengakui kesalahannya. Pertama adalah adanya penyesalan, dan kedua yakni mencabut kesalahan.

"Ketiga, komitmen tidak mengulangi," ujar Niam.

Sebelumnya FUIB sempat hendak melaporkan Ganjar terkait puisi tersebut. Padahal puisi yang dibacakan Ganjar adalah karya Gus Mus pada tahun 1987.



"Dalam Islam diajarkan, kalau memperoleh informasi dari seseorang, perlu ada tabayun. Tidak boleh mengambil kesimpulan sebelum ada tabayun, apalagi terkait hal yang sensitif, yang potensial melahirkan masalah," tutur Niam.

Puisi Gus Mus yang dibacakan Ganjar Pranowo di salah satu stasiun TV itu jadi viral. FUIB yang dikomandani Rahmat Himran, sempat menduga puisi itu melecehkan agama dan ingin melaporkan Ganjar ke Bareskrim. Namun akhirnya FUIB meminta maaf secara terbuka.

"Sehingga pada hari ini kami dari FUIB meminta maaf sebesar-besarnya kepada keluarga besar NU dan Gus Mus karena puisi yang dibacakan Ganjar Pranowo belakangan kita ketahui puisi dari KH Mustofa Bisri," kata Ketua Umum FUIB Rahmat Himran di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/4).


(bag/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads