Beras berjumlah 1.000 ton itu rencananya akan diangkut dari Aceh menuju Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, menggunakan 40 unit kontainer. Truk tersebut akan dilepas secara simbolis dari depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada Minggu, 15 April, mendatang. Kegiatan pelepasan juga diisi tablig akbar.
"Insyaallah beras yang akan kita kirim ini sebanyak 1.000 ton. Itu yang kita kumpulkan dari petani di Aceh. Ada sebagian yang dibeli, ada juga yang disumbang masyarakat Aceh dan sumbangan dari seluruh Indonesia," kata Kepala ACT Cabang Aceh Husaini Ibrahim kepada wartawan, Rabu (11/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, barulah didistribusikan kepada para pengungsi di Suriah. Husaini menargetkan beras itu tiba di sana pada bulan Ramadan. Proses distribusi sendiri akan melibatkan relawan lokal yang bekerja sama dengan lembaga ACT.
"Di samping membantu saudara-saudara kita di Suriah ini, sebenarnya ini kita juga mengulang dan memulai sejarah yang dulu pernah ada, bagaimana hubungan Aceh dengan Turki. Kalau dulu, kakek-kakek kita mengirim bahan-bahan rempah, insyaallah ini kita kirim beras 1.000 ton," ungkap Husaini.
"Perjalan bantuan kemanusiaan ini membutuhkan sekitar 25 atau 26 hari. Karena ini berangkat dari ujung barat Indonesia. Beras yang kita kirim ini akan sampai di sana dan diterima oleh saudara-saudara kita pada bulan puasa atau Ramadan," jelas Husaini.
Seribu ton beras yang diangkut Kapal Kemanusiaan Suriah (KKS) ini dipanen dari lahan pertanian seluas 340 hektare dengan melibatkan sekitar 5.000 petani lokal. Mereka tersebar di sembilan kabupaten yang ada di Aceh, yaitu Kabupaten Bireun, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Timur, Meulaboh, Nagan Raya, dan Abdya.
Kapal Kemanusiaan Suriah akan berlayar dari Pelabuhan Belawan, Medan, pada 21 April 2018. Kapal Kemanusiaan Suriah itu rencananya akan berlabuh di Pelabuhan Mersin, Turki. (tfq/tfq)