Henry yang juga aktif di organisasi sosial mandiri Granat (Gerakan Anti Narkoba) dikenal aktif dalam mengkampanyekan perang melawan narkoba. Tapi siapa sangka, dia sendiri harus 'berperang' melawan anaknya sendiri.
Hingga Henry meminta bantuan polisi untuk membawa anaknya guna dilakukan tes urine. Ia khawatir, hubungan dengan anak menjadi tidak harmonis jika ia sendiri yang membawa anaknya untuk tes urine.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diam-diam, Henry menghubungi Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan untuk mencari dan membawa anaknya agar dilakukan tes urine. Anaknya itu ditemukan di kawasan Jakarta Selatan pada Selasa (10/4) subuh.
"Jadi kalau pun dia diperiksa itu atas permintaan saya," katanya.
Meski harus dengan cara yang sedikit 'menyakitkan', namun Henry melakukan itu karena sayang terhadap anaknya, agar tidak terjerumus narkoba lebih dalam. Di satu sisi, dia ingin membuktikan rumors yang selama ini diterimanya soal anaknya yang kembali mengonsumsi narkoba.
"Makin kenceng rumorsnya, saya telponlah Dirnarkoba, tolong dengan cara yang baik mendadak diperiksa anak saya ini, cek urinenya," tuturnya.
Henry siap dengan hasil terpahit sekalipun jika anaknya ternyata positif narkoba. Untuk membuktikan konsistensi dia melawan narkoba, dia siap untuk merehabilitasi anaknya.
"Kalau positif saya rehab, (anaknya) pernah direhab juga waktu masih SMA itu sudah 20 tahun lalu," tuturnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pihaknya melakukan tes urine terhadap anak Henry atas permintaan Henry sendiri. Hasil tes urine cukup mengejutkan.
"Hasilnya positif," ucap Argo, Selasa (10/4/2018).
Polisi tidak melakukan penahanan terhadap anak Henry ini karena tidak ada barang bukti obat terlarang padanya. Anak Henry telah dipulangkan setelah dites urine.
"Sudah dipulangkan dikembalikan ke orang tua untuk diperiksa dokter," tuturnya. (mea/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini