"Keputusan mereka bakal jatuh saat mendekati 2019 kelak. Kalau sekarang tentu mereka yang sudah memilih Jokowi senang dan mau mengabadikannya, sedangkan pemilih Prabowo belum tentu akan berubah dengan melihat gaya Jokowi semacam ini," kata peneliti politik dari CSI (Center for Strategic and International Studies) Arya Fernandes kepada detik.com, Selasa (10/4/208).
Aksi Jokowi berkendara dengan sepeda motor, dia melanjutkan, hanya akan menarik sebagian kecil penggemar motor custom. Selebihnya, gaya Jokowi itu hanya memancing publikasi karena publik memberikan beragam reaksi.
Saat memaparkan hasil survey CSIS awal November 2017, Arya menyebut 70,8 persen generasi milenial berusai 17 - 29 tahun puas dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Tingkat kepuasan generasi milenial tersebut hanya berbeda tipis dengan kepuasan masyarakat non-milenial, yakni 70,2 persen.
Salah satu sebab kenapa Jokowi mendapat tempat di kalangan milenial, kata dia saat itu, karena mantan Wali kota Solo itu paling perhatian untuk memprioritaskan generasi milenial dengan menggunakan strategi pencitraannya. Salah satunya sering tampil di media sosial. "Kan dia kerap menggunakan vlog dan Facebook. Jokowi sudah menyadari dukungan dari milenial cukup besar," kata Arya.
Hasil survei yang digelar Populi Center pertengahan Februari 2018 juga menunjukkan bahwa dalam simulasi head to head, elektabilitas Jokowi 64,3 persen dan Prabowo 10,4 persen. Preferensi pemilihnya dari generasi milenial 67 persen, sedangkan Prabowo hanya 28 persen.
Terlepas dari itung-itungan politik semacam itu, bagi pelaku bisnis motor custom, aksi Jokowi tersebut membuat mereka bangga. Hal semacam itu, kata pemilik bengkel modifikasi Rwin Development di Solo, Rubiyanto, membangkitkan semangat anak muda untuk lebih kreatif.
"Gaya mengendarai chopper Pak Jokowi itu cerdas, membangkitkan semangat anak muda dan memiliki brand value terhadap kreatifitas," kata Rubiyanto melalui telepon.
Rubiyanto memiliki bengkel custom yang mengubah motor roda dua menjadi roda tiga sejak 2005. Teknologi yang dikembangkannya hingga kini dipakai untuk memfasilitasi kebutuhan mobilitas penyandang disabilitas. Ia sudah berhasil memaparkan teknologinya hingga ke universitas Oxford, Inggris dibantu oleh Kementerian Riset dan Teknologi. (ayo/jat)