Kisah Alpin itu pertama kali dibagikan oleh Caroline Ferry di akun Facebooknya. Kepada detikcom, Caroline mengungkapkan dirinya kerap bertemu dengan bocah kelas 2 SD itu di stasiun Parung Panjang. Namun dia tidak mengetahui kalau Alpin pergi dan pulang sendirian naik kereta. Barulah pada pekan lalu, Caroline menanyakan kondisi Alpin yang kerap sendirian naik KRL.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Caroline, Alpin mengatakan kedua orangtuanya tidak dapat menemani dirinya ke sekolah. Semula rumah Alpin berada di wilayah Tanah Abang. Namun karena kena gusur, dia sekeluarga pindak ke rumah saudara yang berada di Parung Panjang.
![]() |
"Ayahnya jarang pulang dan ibunya lagi sakit. Dia setiap hari bawa uang Rp 8 ribu untuk naik kereta pulang pergi. Untuk ke rumah dan sekolah dia jalan kaki. Saya waktu nemenin dia ke sekolah itu hampir satu jam dari stasiun Tanah Abang ke Thamrin City," kata Caroline.
Saat di KRL, banyak orang yang ingin membantu Alpin. Dari mulai memberikan makanan hingga uang agar dapat dipergunakannya. Namun baik makanan atau uang itu tak digunakan Alpin sendirian. Dia memberikannya untuk sang ibu di rumah.
"Saya kagum sama dia. Alpin kalau ketemu orang, sama orang kan ngelihat dia sendiri. Dikasih uang tapi nggak dijajanin sama dia. Katanya buat beli beras. Pas saya ketemu dia dua kali, saya kasih makan dia dan dia bilang buat adiknya. Sepanjang jalan sampai rumah saya ajakin mampir makan nggak mau," jelasnya. (nkn/fjp)