"Jadi gajah itu biasa lewat jalur sekitar situ. Tiap habis mandi diangon untuk cari tambahan pakan. Nah ternyata di bawah lumpur itu ada bekas sumur tua yang selama ini tidak nampak. Biasa lewat cuma mungkin tidak pas titik itu," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (10/4/2018).
Insiden itu terjadi di CRU Alue Kuyun di Aceh Barat. Saat itu, gajah yang diberi nama Winggo tersebut baru siap mandi dan dibawa pulang melewati lokasi sambil mencari pakan.
Tiba-tiba, kaki hewan bertubuh besar tersebut terperosok dalam lumpur bekas sumur tua. Para mahout seketika berusaha mengeluarkan Winggo dari kubangan. Namun, karena gajah itu terus meronta, akhirnya tubuh hewan berbelalai tersebut semakin terbenam ke dalam lumpur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, kondisi Winggo sudah mulai lemas. Selain itu, Sapto memerintahkan leader CRU Alue Kuyun melakukan upaya yang dapat membuat Winggo tetap survive sambil menunggu kedatangan tim PKG Saree. Winggo akhirnya berhasil dievakuasi sekitar pukul 18.00 WIB.
"Setelah delapan jam terjebak lumpur, alhamdulillah gajah berhasil kita keluarkan dari kubangan lumpur dengan kondisi selamat. Sekarang kondisinya sudah sehat kembali," jelas Sapto.
Menurut Sapto, di CRU tempat Winggo terjebak lumpur sebenarnya ada empat gajah jinak lain. Namun keempat satwa dilindungi tersebut bukan tipe gajah penarik. Akhirnya BKSDA berinisiatif membawa gajah tipe penarik dari Saree, Aceh Besar.
"Cuma belum datang (gajah penarik) sudah bisa dikeluarkan secara manual. Jadi (prosesnya) dipasang kayu-kayu depannya untuk tumpuan dia mengungkit pakai belalai. Perlu 8 jam dan sempat sudah lemas si Winggo-nya. Dibantu juga tim mengorek kanan-kiri untuk memberi ruang gajah," ungkap Sapto. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini