Di akhir pekan itu dia ternyata punya kewajiban untuk tetap ngantor karena sang bos, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga masuk kerja. Padahal hari itu adalah jadwal konser penyanyi favoritnya, Iwan Fals. Dia sudah jauh-jauh hari membeli tiket agar bisa menontonnya.
Meski sangat respect terhadap si bos, tapi keinginanya untuk dapat menonton konser sang musisi legendaris juga begitu menggebu. Akhirnya usai makan siang dia memberanikan diri menghampiri Ahok di ruang kerjanya. "Bapak, saya izin sebentar, ya. Mau nonton konser Iwan Fals. Nanti saya balik lagi," ujarnya.
Baca juga: Ahok Bebas Agustus? |
Ahok yang tengah duduk di meja kerja sambil membaca surat-surat mengangkat kepalanya. Dia berhenti membaca, dan sambil terkekeh berujar, "O...ada konser Iwan Fals? Ya ya ya, sana kamu nonton dulu."
Sambil tersenyum lebar saya sudah hampir melangkahkan kaki keluar ruangan ketika Ahok melanjutkan, "Gue suka tuh lagunya Iwan Fals yang judulnya Ibu". Lalu dengan suara yang serak dan sumbang, Ahok menyanyikan lagu Ibu. Beberapa katanya keliru, dan sambil tergelak Ayu mengoreksi lirik agar Ahok melanjutkan lagi nyanyinya sampai selesai.
Sebelum Ayu benar-benar menghilang dari ruangan, Ahok sempat berseru, "Nanti rekamin lagu Ibu buat gue, ya." Ayu membalas, "Siap, Pak!".
Ayu adalah satu dari puluhan anak muda cerdas, berbakat, dan punya kepedulian untuk memperbaiki pelayanan birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di era Ahok. Mereka menyebut dirinya "Anak Bawang Balai Kota", dan 21 orang di antaranya menuangkan pengalaman dan kesaksian mereka tengan Ahok dalam buku Ahok dan Hal-hal yang Belum Terungkap. Buku setebal 319 halaman terbitan Gramedia itu diluncurkan, Jumat (6/4/2018) di sebuah mal di kawasan Senayan.
Baca juga: Resmi Cerai dari Vero, Ini Respons Ahok |
Ayu Kartika Dewi yang baru lulus kuliah semula cuma berniat magang dua bulan sekedar untuk mencari pengalaman dan mengisi waktu luang. Lalu masa magang itu diperpanjang hingga 4 bulan, dan kemudian dia malah memutuskan untuk bekerja menjadi staf Ahok selama 2 tahun sejak 2015.
Pada bagian lain tulisannya, Ayu menyebut Ahok bukan sosok pongah, serta selalu merasa serba tahu dan benar. Sebaliknya, tulis Ayu, mantan Bupati Belitung itu juga rendah hati, mau mendengar dan belajar dari anak muda.
"Jika kalian memang pinter (lebih paham tentang sesuatu) ajari gue. Tapi jika kalian tidak paham-paham amat, maka sini gantian gue yang ngasih instruksi. Kalian tinggal menuruti," tutur Ahok seperti dikenang Ayu.
Salah satu materi yang diajarkan Ayu kepada Ahok dan kemudian diterapkan menjadi kebijakan pemerintah provinsi adalah terkait virtual office yang mulai diusulkannya pada 2015.
Setelah dijelaskan dan pentingnya virtual office bagi Jakarta, Ahok kemudian menyetujui untuk diterapkan. Berkat kebijakan itu, pengurusan perizinan menjadi jauh lebih mudah. (jat/jat)