"Bapak itu militer ya, kuat ya. Jadi pagi dia bangun jam 2, jam 4 bangun dia bantuin istrinya," ujar Siti saat ditemui wartawan di rumah duka di kompleks TNI AL, Jalan Kayu Manis, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (6/4/2018).
Di mata Siti, Hunaidi adalah sosok suami yang setia kepada istrinya, Sopiah. Para tetangga bahkan melihat kerukunan keduanya seolah sejoli yang tak terpisahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti juga mengenal ayahnya sebagai sosok yang ramah. Hunaidi sering menyapa orang yang lewat di depan rumahnya.
"Bapak ngobrol itu sama siapa saja, saya bilang mungkin nggak tahu, nggak kenal kadang suka negor kan nggak tahu ya dia siapa tetap ngobrol," tuturnya.
"Bapak juga sering banggain anaknya ke orang-orang," tambahnya.
Hunaidi adalah pensiunan TNI AL dengan pangkat terakhir Peltu. Ia juga pernah bekerja di Perbakin (Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia).
"Terus (bekerja) di Aneka Buana, terus bapak dikaryakan (karena) nggak betah," ucapnya.
Setelah pensiun, Hunaidi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Melalui masa pensiunnya, Hunaidi lebih khusyuk dan rajin beribadah.
"Kalau di rumah mengaji," tutupnya. (mei/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini