Kepala Bidang Wilayah I, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mulyo Hutomo mengungkapkan hal itu kepada detikcom, Kamis (5/4/2018). Hutomo menjelaskan, Shakti bergabung dengan tim terpadu, BBKSDA, TNI/Polri dan aktivis lingkungan dalam rencana mengevakuasi Bonita untuk dipindahkan ke lokasi lain.
"Shakti diajak berkeliling oleh tim terpadu ke sejumlah titik di mana Bonita pernah dijumpai tim," kata Hutomo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Shakti bergabung dengan tim yang sudah ada di lokasi. Dia ikut berkeliling bersama tim untuk menelusuri jejak Bonita," kata Hutomo.
Shakti memiliki keahlian dalam komunikasi dengan satwa. Namun bukan berarti komunikasi dalam dialog sebagaimana lazimnya.
"Jadi bukan seperti kita saling berbicara, bukan gitu. Shakti berkomunikasi lewat gelombang suara. Auman harimau dalam gelombang suara nantinya Shakti akan mendeteksi seberapa jauh lokasi harimau tersebut," kata Hutomo.
Bonita sudah 3 bulan dicari untuk dievakuasi. Namun upaya keras yang dilakukan tim belum membuahkan hasil. Konflik harimau vs manusia ini pertama kali terjadi pada 3 Januari lalu. Karyawati perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation tewas diserang Bonita.
Konflik kembali terjadi. Pada 10 Maret seorang buruh bangunan Yusri tewas diserang Bonita di kampung Danau. Hingga kini Bonita terus dicari. (cha/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini