"Saya kira memang sudah waktunya ganti presiden di 2019," ujar Fadli di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Fadli menyebut pemerintah punya banyak sekali kekurangan. Dia menyebut Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla tidak menepati banyak janji kampanye pada Pemilu 2014.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ketua PKS Gas Pol #2019GantiPresiden |
"Kurangnya banyak banget, dong. Apa yang dijanjikan tidak terlaksana," tegas Fadli.
Wakil Ketua DPR ini lalu memerinci 'dosa' pemerintah yang tak tepat janji. Fadli antara lain menyebutkan soal rencana membuat Pertamina lebih hebat dari Petronas, yang diklaimnya tak terealisasi, dan janji pembangunan 50 ribu puskesmas.
"Kalau saya rinci, dua hari bisa nggak selesai. Ada saya bukukan waktu itu janji-janji itu, ada 100 janji," ucapnya.
Meski demikian, dari 100 janji itu, Fadli mengakui beberapa di antaranya sudah terwujud. Dia hanya menyebut soal pewujudan Hari Santri Nasional.
"Tapi waktu itu tidak bagi-bagi kursi menteri kepada parpol kan tidak terjadi, gagal. Jadi kan bohong itu namanya. Sudah terjadi kebohongan, sudah terjadi, bukan akan, tetapi sudah terjadi," klaim Fadli.
Jika Indonesia ingin lebih baik, kata dia, jalan satu-satunya ada saat April 2019. Pilpres 2019, menurut Fadli, harus disukseskan dengan mengganti presiden.
"Kalau mau Indonesia ini lebih baik, gantilah. Kan dulu juga ada janji tidak mau menambah utang, tapi nambah utang terus," tuturnya. (gbr/elz)











































