Hal itu diceritakan teman kuliah Tyas, Yogi Satria. Yogi merupakan mahasiswa satu jurusan di Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. Keduanya saat ini duduk di semester II Jurusan Ekonomi Pembangunan Kampus Bukit, Palembang.
Sebelum menyerahkan diri pada Sabtu (31/3) sekitar pukul 19.30 WIB, Tyas ternyata masih kuliah seperti biasa tanpa ada sedikit pun kecemasan yang terlihat di wajahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami baru siap belajar dan sempat main Mobile Legends di depan ruangan. Saya lihat berita ada mahasiswa Unsri jadi buron. Jurusan, fakultas, kampus dan angkatan juga sama dengan saya," kata Yogi saat berbincang dengan detikcom, Rabu (4/4/2018).
Dari berita itu, Yogi mengetahui adanya foto yang terpampang dengan inisial TY. Saat dilihat lebih dekat, ternyata foto itu adalah Tyas Dryantama yang duduk tepat di sebelahnya.
"Tyas awalnya tidak tahu kalau menjadi buronan polisi setelah dua temannya itu ditangkap. Dia tahu setelah saya kasih tahu kalau ada foto dia dipampang di media," sambung pria asal Babat Toman, Musi Banyuasin, ini.
Seketika, Yogi langsung menanyakan kebenaran itu. Tetapi Tyas membantah ikut terlibat. Bahkan menyebut bahwa foto itu bukanlah dirinya.
Meski begitu, wajah Tyas mulai terlihat pucat, tubuhnya gemetar, dan kedua tangannya dingin. Cara berbicara pun sudah tidak seperti biasanya.
"Dia sempat bantah, tapi mukanya pucat, tangannya dingin, dan seperti sesak napas pas saya tanya terus. Akhirnya dia ngaku kalau dia ikut dalam pembunuhan sopir Go-Car," kata Yogi lagi.
Sempat tidak percaya, Yogi terus menggali keterlibatan Tyas. Alhasil, Tyas menceritakan peristiwa pembunuhan sadis yang terjadi pada 15 Februari lalu itu.
"Ya sudah, kamu jangan panik, Yas. Lebih baik menyerah saja biar ada keringanan dan tidak ditembak seperti teman kamu yang sudah ditangkap. Pulanglah dulu dan bilang sama orang tuamu," kata Yogi mengingat perkataan yang disampaikan kepada Tyas saat itu.
"Tanggung jawablah, ceritakan ke polisi apa yang sudah terjadi. Karena ke mana pun kamu pergi, pasti tertangkap itu," sambungnya sembari menyuruh Tyas pulang dan menyampaikan kepada kedua orang tuanya.
Setelah mendapat masukan dari Yogi, Tyas beranjak pergi. Pada malam harinya Tyas mendatangi Mapolda Sumsel bersama ayahnya, Rahmat (50).
Saat menjalani pemeriksaan di Subdit III Jatanras, Tyas mengaku menyesal dan menyerahkan diri setelah mendapat masukan dari Yogi. Tyas siap menerima segala risiko perbuatan yang dia lakukan bersama Hengki, Poniman, dan Bayu. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini