"Yang dilakukan Sukmawati adalah justru mempertentangkan antara agama (syariat, jilbab, azan, dan lain-lain) dan kebudayaan (konde, kebaya, kidung, dan lain-lain)," kata Aria dalam keterangannya, Selasa (3/4/2018).
Aria memandang Sukma seperti kaum fundamentalis atau kolot. Dia menegaskan sebaiknya agama dan kebudayaan jangan diadu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam konteks yang berbeda, sebetulnya yang dilakukan Sukma sama dengan yang dilakukan kelompok-kelompok fundamentalis agama, yang gemar mempertentangkan agama dengan kebudayaan," ucap dia.
"Jika Sukma merasa kebudayaan asli Nusantara lebih unggul dibandingkan syariat Islam, kelompok-kelompok fundamentalis agama merasa syariat lebih unggul dari kebudayaan Nusantara. Padahal keduanya tidak seharusnya dipertentangkan dan sudah semestinya dapat disinergikan," tutur dia.
(gbr/rvk)











































