"Kalau Pak Prabowo itu, kalau saya lihat beliau ini sedang menjalankan strateginya Donald Trump di tahun 2016 dalam Pilpres Amerika Serikat. Strateginya Donald Trump itu adalah mempertentangkan kalangan bawah dengan kalangan atas," ujar Qodari seusai rilis hasil survei Pilgub Jatim 2018 di Harris Suites fX Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2018).
Pada Pilpres 2016 di AS, Trump 'menggoreng' isu kesenjangan di AS. Selain itu, ia mencoba menyebarkan rasa takut bahwa AS berada di bawah ancaman asing, seperti China, ancaman Islam, dan tenaga kerja imigran Meksiko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Trump itu kan slogannya, 'Make America Great Again', membuat Amerika menjadi hebat lagi. Menurut saya, terjemahan bebas pidatonya Prabowo itu adalah membuat Indonesia menjadi hebat lagi bersama saya, 'macan Asia'," tambah Qodari.
![]() |
Qodari mengatakan, jika pesimisme dan ketakutan berhasil dikembangkan dan mempengaruhi masyarakat, kecenderungan memilih Prabowo sebagai presiden diyakini akan lebih besar dibanding memilih Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, dalam pesan-pesannya, Prabowo seolah-olah menyiratkan bahwa Indonesia akan menjadi hancur jika bukan dia pemimpinnya.
"Saya belum mengatakan itu akan efektif atau tidak. Untuk pastinya, tentu kita harus melihat perkembangan opini publik dan surveinya. Karena Pak Prabowo kan baru saja meluncurkan jurus ini. Yang jelas, saya kira siapa pun di situ dengan asumsi ini benar, sangat terinspirasi oleh kemenangan seorang Donald Trump," ungkapnya.
Siang ini, lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei terhadap pengaruh Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Jokowi unggul dengan elektabilitas 56,5%, sedangkan Prabowo 22%. (tor/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini