Widjo mengatakan tsunami itu bisa terjadi karena di Jawa Barat tengah berpotensi terjadi gempa megathrust di daerah subduksi di selatan Jawa dan Selat Sunda. Salah satu contoh dampak gempa megathrust ini adalah adanya gempa di Banten pada akhir Januari 2018. Apabila kekuatan gempa mencapai 9 skala Richter di kedalaman laut yang dangkal, tsunami besar akan terjadi.
"Di Jawa Barat itu sumber gempa besar. Di situ bisa dikatakan di selatan bisa mencapai 8,8 Magnitudo atau 9 sehingga kaidah umum kalau di atas 7 Magnitudo dan terjadi di lautan dangkal sumbernya, maka potensi tsunami besar akan terjadi di daerah sana (Pandeglang)," kata Widjo di gedung BMKG, Jalan Angkasa Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widjo menyampaikan ini dalam diskusi sumber-sumber gempa bumi dan potensi tsunami di Jawa bagian barat. Peneliti LIPI Danny Hilmam Natawidjaya, peneliti ITB Irwan Meilano, dan peneliti Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Imam Suardi.
Apabila gempa dari gesekan megathrust terjadi, tsunami tertinggi berpotensi bisa terjadi di Pandeglang karena merupakan kabupaten paling dekat dengan laut selatan. Masih dalam syarat yang sama, dalam hitungan setengah jam, tsunami diperkirakan akan mencapai daratan Kabupaten Pandeglang.
"Lha ini hasilnya, (menunjukkan paparan daerah yang berpotensi terkena tsunami dalam skenario simulasi-red) ini adalah hasil tsunami dari skenario tadi, ketinggiannya cukup spektakuler. Terutama untuk skenario 5-6. Kemudian yang di bawah lebih tinggi lagi. Ada yang 50 meter dan bahkan mungkin lebih," ujar Widjo dalam pemaparannya.
![]() |
Angka 57,1 meter tersebut muncul dari salah satu skenario pada simulasi komputer yang dilakukan secara ilmiah oleh Widjo, untuk wilayah Pandeglang. Daerah lain digambarkan memiliki potensi tsunami dengan ketinggian bervariasi, dengan titik paling rendah di Jakarta Utara yakni 2,4 meter. Pemodelan dalam simulasi ini dilakukan apabila megathrust terjadi.
Selain di Pandeglang, potensi tsunami itu berpotensi akan mencapai beberapa wilayah di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. Beberapa wilayah itu di antaranya Sukabumi dengan ketinggian 41,5 meter, Ciamis 39,8 meter, Lebak 39,4 meter, Cianjur 3,2 meter, Garut 30,1 meter, Tasikmalaya 28,2 meter, Serang-Banten 5,5 meter, Tangerang 4,2 meter, Jakarta Utara 2,4 meter, dan Bekasi Utara 2,8 meter.
"Untuk di Jakarta sekitar 2,5-3 meter tsunami masuk dan waktu 3-5 jam," ucap Widjo.
Widjo, dalam simulasinya itu, memprediksi tsunami ini akan terjadi lebih besar dibandingkan tsunami di Aceh pada 2004. Sebab, kedalaman laut di Jawa bagian barat lebih dalam dibandingkan Aceh.
"Ya (tsunami akan lebih besar) terutama di Aceh. Ya kalau di Aceh katakan skalanya 9 lebih skala Ritcher begitu. Kalau di sana juga terjadi segitu bisa besar seperti Aceh bahkan dari segi model bisa lebih besar karena kedalaman air di sana lebih dalam secara umum dibandingkan Aceh. Kalau semakin dalam, volume air yang dipindahkan semakin dalam dari gempa bumi kemudian tsunaminya menyebabkan besar," kata Widyo.
Masih Berupa Potensi yang Masih Perlu Diuji
Di tempat yang sama, Sekretaris Utama BMKG Untung Merdijanto mengatakan belum bisa memastikan kapan tsunami ini terjadi. Namun dia berharap seluruh pejabat pemerintah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat dapat memuat mitigasi bencana untuk antisipasi.
"Kapan? Tentu kami tidak bisa memastikan karena belum ada alat yang bisa mendeteksi. Tetapi tentunya kami selalu mengadakan kajian ilmiah untuk melihat potensi yang ada. Tentu yang paling penting adalah, kita telah mengetahui secara umum, meskipun belum detail kajiannya. Intinya, migitasi perlu kita siapkan sejak awal," ucap dia.
Pada Kamis (5/4) BMKG menggelar konferensi pers khusus menanggapi mengenai hasil penelitian ini. BMKG menyatakan temuan simulasi dari Widjo masih perlu dikaji lebih lanjut.
"Pada kasus hasil kajian potensi tsunami di Pandeglang peneliti BPPT sebenarnya tidak melakukan prediksi tapi mencoba mengungkap potensi yang masih perlu dikaji lebih lanjut berbasis data ilmiah yang lebih memadai karena penelitian tersebut tidak menyebutkan kapan akan terjadinya sehingga dalam hal ini masyarakat agar tetap tenang," kata BMKG.
Tonton video Jepang dalam mempersiapkan diri menghadapi tsunami berikut ini:
Judul dan sebagian isi berita diubah sesuai dengan hak jawab dan hak koreksi yang disampaikan Widjo Kongko. Judul awal berita ini adalah 'BPPT Prediksi Ada Potensi Tsunami di Pandeglang Setinggi 57 Meter'.
Redaksi detikcom meminta maaf atas munculnya kata 'prediksi' di dalam judul dan isi berita. Widjo selaku narasumber berita tidak pernah menyatakan kajiannya sebagai prediksi. Selain itu, ada penyesuaian pernyataan yang disampaikan Widjo Kongko mengenai ketinggian potensi tsunami. Angka 57,1 meter muncul dalam data potensi tsunami yang dipaparkan dalam slide presentasi Widjo. (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini