"Karena semua data-data yang diambil Pak Prabowo itu berdasarkan ada reference kepada narsumbernya, nggak ngambil data dari yang nggak ada dasarnya, semua ada dasarnya. Salah satunya masukan saya juga," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut catatan detikcom, Sandiaga pernah membawa sebuah laporan data Bank Dunia dalam pertemuan di kediaman Prabowo tahun lalu.
Sandiaga saat memegang data Bank Dunia pada 2017. (Muhammad Fida Ul Haq/detikcom) |
Kala itu Sandiaga masih merupakan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang menghadiri konsolidasi di kediaman Prabowo, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Maret 2017. Sandiaga mengenakan kemeja putih dan peci hitam memegang cetakan riset itu dengan tangan kanannya.
Riset tersebut berjudul 'Ketimpangan yang Semakin Lebar' dengan sampul bergambar wajah 2 anak kecil hitam-putih, satu tersenyum dan lainnya tanpa ekspresi. Ada simbol 'sama dengan' yang diberi warna merah dan putih, seperti bendera Indonesia.
detikcom menelusuri data tersebut di situs resmi Bank Dunia. Riset itu dipublikasikan Bank Dunia pada Maret 2016. Tetapi Sandiaga tak bisa memastikan apakah laporan inilah yang menjadi acuan Prabowo.
"Ya itu buku dari World Bank, yang dikutip dari Pak Prabowo saya belum tahu, saya akan coba cek nanti," ujar dia.
Sandiaga lantas menyinggung soal program tax amnesty yang menjadi bukti bahwa kekayaan Indonesia pernah 'bocor'. Dia berharap tak ada lagi kebocoran seperti itu.
"Kalau kekayaan alam kan 2014 kan sudah jadi tax amnesty, ternyata betul disinyalir selama ini ada beberapa pihak, buktinya kenyataannya ada simpanan yang luar biasa di luar negeri. Ini yang alhamdulillah sudah di-tax amnesty-kan. Saya harap tidak ada lagi yang bocor," tutur Sandiaga. (bag/van)












































Sandiaga saat memegang data Bank Dunia pada 2017. (Muhammad Fida Ul Haq/detikcom)