"Kita gempur di Muara Angke sembilan hari dari tanggal 17-27 Maret lalu, total ada 133 ton (sampah), sekarang ranahnya ketua kawasan manggrove," ujar Kasudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Herdiman saat dihubungi detikcom, Senin (2/4/2018).
![]() |
Di lokasi sampah plastik yang tadinya menumpuk, kini sudah tidak ada. Namun ada beberapa sisa sampah yang digunakan sebagai media penanaman pohon mangrove.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi nggak semua sampah kita ambil, kalau sampah dalamnya yang organik itu bisa untuk media tanam mangrove," ucapnya.
Ketua Komunitas Manggrove Muara Angke Risnandar menuturkan penanaman pohon manggrove sudah dilakukan sejak Kamis (29/3). Penanaman dilakukan oleh pihak CSR dari PJB Muara Karang bersama kominitas mangrove.
![]() |
"Rencana 10.000 pohon, nanti hari Rabu (4/4) akan dilanjutkan," ujar Nandar.
Baca juga: Jakarta Darurat Sampah |
Meskipun sudah mulai ditanami pohon mangrove, bambu pancang yang membatasi dengan area laut masih terlihat rusak. Nandar berharap agar instansi terkait dapat memperbaiki hal tersebut dengan membuat pemecah ombak.
"Saya berharap pemerintah dapat membantu membuat pemecah ombak di depan tanaman kita agar tanaman aman dari ombak besar dan sampah tidak masuk lagi ke kawasan mangrove," tutupnya.
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini