Rusun yang terancam mandek itu ada di Ujung Menteng, Karanganyar, dan PIK Pulo Gadung yang rencananya akan dibangun menjadi rumah DP Rp 0. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman DKI Agustino Darmawan mengatakan pembangunan rusun yang sedianya direncanakan multi years gagal karena telat mengajukan proposal ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI.
"Kalau skema (rusun saat ini) belum multi years. Kalau tidak multi years nggak selesai," kata Agustino dalam rapat di DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (29/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agustino mengatakan sempat bersurat ke Bappeda DKI. Namun karena terbentur pergantian Gubernur dan Wakil Gubernur, pengajuan telambat.
Mendengar penjelasan tersebut, anggota DPRD DKI meyarankan pembangunan tetap menggunakan skema single year. Anggota Komisi D, Bestari Barus menuturkan bila tidak dilanjutkan maka banyak warga yang akan terabaikan.
"Itu ada 800 unit, terus 3.200 orang harus ngantri di mana-mana. Itu nanti bagaimana nasibnya?" terangnya.
Usai berdebat alot, Komisi D dan Dinas Perumahan akhirnya sepakat pembangunan tetap dilakukan dengan skema single year. Kepala Dinas Perumahan Agustino Darmawan berkomitmen tetap melanjutkan dua dari tiga rusun tersebut.
"Karanganyar nggak bisa tapi dua yang lain bisa," jelasnya.
Masing-masing rusun itu terletak di PIK Pulo Gadung, Jakarta Timur dengan anggaran Rp 188,279.735.538. Kemudian ada rusun di Ujung Menteng, Jakarta Timur dengan anggaran Rp 361.439.288.708. Dan terakhir rusun Karanganyar, Jakarta Pusat yang akan direvitalisasi dengan anggaran Rp 162.850.982.905.
Rusun Karanganyar tidak bisa direvitalisaai dalam waktu dekat karena merupakan rusun yang akan direnovasi. Pemindahan warga dan pemusnahan aset menjadi kendalanya.
(fdu/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini