Apakah Germo PSK Online di Aceh Tak Takut Hukuman Cambuk?

Apakah Germo PSK Online di Aceh Tak Takut Hukuman Cambuk?

Agus Setyadi - detikNews
Senin, 26 Mar 2018 17:11 WIB
PSK online ditangkap di Aceh. (agus/detikcom)
Aceh - MRS (28) alias Andre sudah dua tahun menjadi germo pekerja seks komersial (PSK) online di Aceh. Pria asal Sumatera Utara ini sadar uang yang diperolehnya haram. Dia juga pernah ingin berhenti menjajakan perempuan karena takut hukuman cambuk.

Andre dihadirkan dalam sebuah ruangan di Mapolresta Banda Aceh saat sejumlah wartawan mewawancarainya, Senin (26/3/2018). Dia mengenakan sebo dan baju tahanan berwarna oranye.


MRS merantau ke Aceh pada 2008 untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Banda Aceh. Namun, setelah beberapa tahun berselang, dia memilih terjun ke dunia hitam karena faktor ekonomi. Kuliahnya juga terhenti karena uang jajan dari kampungnya mulai tidak dikirim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kemudian kenalan sama beberapa perempuan di salah satu tempat hiburan di Banda Aceh," kata MRS kepada wartawan.

Kenalan didapat, jaringan MRS semakin luas. Beberapa perempuan yang sudah lebih dulu terjun ke dunia esek-esek dia dekati. MRS pun akhirnya menjadi germo dan awalnya hanya mengelola beberapa PSK. Lambat laun, sejumlah mahasiswi yang butuh uang juga mendekatinya. Alhasil, ada sekitar 15 perempuan di bawah jaringannya.

Tugas MRS sebagai germo adalah mencari pelanggan yang akan memakai PSK yang dikelolanya. Setelah lobi-lobi berhasil dengan tarif yang ditawarkan ke pelanggan mulai Rp 1,7 juta hingga Rp 2 juta, MRS mendapat jatah sekitar Rp 500 ribu. Biaya sewa PSK ini belum termasuk hotel tempat transaksi.

"Mereka (PSK) rata-rata mengeluh masalah ekonomi. Mereka minta saya cari pelanggan," jelas MRS.

Meski uang jatah germo yang diperolehnya lumayan banyak, MRS merasa takut akan bisnis yang dijalankannya. Hal itu karena Aceh menerapkan syariat Islam sehingga pelanggar yang ditangkap akan dihadapkan ke algojo. Para pelanggar ini akan menerima cambukan yang digelar di depan umum.

"Saya pernah punya keinginan untuk berhenti, tapi karena tergiur dengan duit. Sejak ada penangkapan dulu saya sudah mau berhenti, saya menyesal," ungkap MRS.

Selama menjadi germo, MRS mengaku tidak pernah menghitung uang yang diperolehnya saban bulan. Memang banyak-tidaknya pendapatan MRS tergantung jumlah pelanggan yang menyewa perempuan-perempuan yang dijajakannya.

Dalam sebulan, MRS menaksir pendapatannya kadang mencapai Rp 5 juta. Meski demikian, MRS mengaku sadar uang yang didapatnya merupakan uang haram. Begitu menerima uang, ia langsung menghabiskannya untuk foya-foya.

"Saya tidak pernah hitung berapa hasil bersih untuk saya dari bisnis ini, karena uang ini uang haram. Berapa pun (jumlah) yang saya dapat langsung habis. Uang haram itu panas," jelas MRS.

Selama dua tahun menjadi germo, MRS mengaku belum pernah berjumpa dengan perempuan yang dikelolanya. Untuk komunikasi, biasanya hanya lewat WhatsApp. MRS juga pilih-pilih pelanggan agar bisnisnya tidak terbongkar.

"Yang saya layani kalau ada yang minta perempuan orang-orang yang saya kenal. Kalau yang pesannya ngomong ngawur tidak saya layani," kata MRS.

MRS bersama tujuh perempuan terduga PSK ditangkap pada Rabu (21/3) sekitar pukul 23.00 WIB. Penangkapan berawal dari informasi yang diperoleh polisi dan kemudian dilakukan penyelidikan. Terduga PSK yang diamankan ini adalah AYU (28), CA (24), RM (23), DS (24), RR (21), IZ (23), dan MU (23). MRS dan AYU diciduk di sebuah hotel di kawasan Aceh Besar, sedangkan lainnya di beberapa tempat di Banda Aceh. Mereka ditangkap satu tim yang menyamar. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads