Pemesan Jasa MCA yang Masih Jadi Misteri

Pemesan Jasa MCA yang Masih Jadi Misteri

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Sabtu, 24 Mar 2018 09:08 WIB
(Foto: Rengga Sancaya)
Jakarta - Sejumlah pihak meminta Polri untuk mengusut tuntas pemesan berita bohong (hoax) ke kelompok MCA. Namun hingga kini pemesan jasa kelompok MCA itu masih menjadi misteri.

Desakan terhadap Polri untuk mengungkap aktor di balik kelompok MCA ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, polisi menyebut kelompok tersebut adalah pihak yang menyebarkan berita bohong soal isu penyerangan terhadap ulama hingga kebangkitan PKI.

"Iya (The Family MCA) adalah pelaku penggoreng isu ulama diserang orang gila. Pokoknya kelompok inilah yang meng-counter flow, penyebar berita bohong terkait isu kebangkitan PKI dan penculikan ulama," kata Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar saat dihubungi detikcom, Selasa (27/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Irwan bahkan menyebut MCA memmpunyai pasukan khusus di dunia maya (cyber troop). Mereka kemudian berbagi peran untuk menyebarkan isu provokatif dan ujaran kebencian.

Karena itu, mengingat bahayanya penyebaran hoax oleh kelompok tersebut, sejumlah pihak mendesak Polri menindak tegas para pelaku. Tak kurang dari Ketua MUI hingga Ketua DPR turut bersuara soal kelompok MCA.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengatakan pelaku yang menyebarkan berita bohong bisa menimbulkan konflik. Untuk itu, polisi harus bertindak tegas.

"Siapa saja yang menyebarkan hoax itu, dari mana saja, ya harus diproses. Itu menimbulkan kegaduhan, bisa terjadi konflik. Oleh karena itu, pihak kepolisian tidak usah ragu di mana saja harus diproses," ujar Ma'ruf saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/2).


Pernyataan senada disampaikan oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj bahwa tindakan kelompok MCA sangat bertentangan dengan ajaran Al-Quran. Menurut Said, sesama manusia tidak boleh menyebarkan kebencian.

"Iya, bertentangan dengan ajaran Al-Quran. Kalau saya bacakan ayatnya, panjang, itu semua jangan adu domba, jangan saling benci, jangan saling gunjing. Jelas semuanya," sebut Said Said Aqil di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (28/2).

Sementara itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong Polri untuk mengusut tuntas kasus penyebaran hoax oleh kelompok MCA. Bagi Bamsoet, tindakan MCA telah meresahkan masyarakat.

"Meminta Komisi III DPR mendorong Kepolisian RI untuk segera mengusut tuntas dan menindak tegas jaringan kelompok penyebar hoax MCA, terutama tim inti yang merupakan konseptor (pelaku utama) kelompok MCA, baik yang ada didalam negeri maupun luar negeri," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/3).


Seruan serupa juga muncul dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia memerintahkan Polri untuk mengusut tuntas kasus yang melibatkan sindikat ujaran kebencian dan hoax, seperti Saracen dan MCA. Sebab, sindikat sejenis itu bisa menciptakan perpecahan.

"Polisi tahu ini pelanggaran hukum atau tidak. Kalau pelanggaran hukum sudah saya perintahkan entah itu Saracen, MCA, kejar, selesaikan, tuntas. Jangan setengah-setengah. Itu bisa ciptakan disintegrasi bangsa," kata Jokowi di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jabar, Selasa (6/3).

Upaya untuk mengungkap pihak yang berada di belakang MCA sebenarnya telah dilakukan oleh Polri. Polri menggandeng sejumlah instasi termasuk bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menyelidiki aliran dana kelompok MCA.

"Aliran dana pasti kita akan kerja sama dengan PPATK untuk melihat aliran dananya. Tapi itu langkah berikutnya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (9/3).


Namun nyatanya setelah kurang lebih satu bulan sejak pengungkapan kasus tersebut, Polri belum bisa mengungkap siapa pemesan hoax yang disebarkan kelompok MCA. Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan mendalam.

"Saya belum bisa buka (pemesan MCA)," kata Kabareskrim Komjen Ari Dono di gedung KKP, Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (23/3).

Lalu akankah Polri bisa mengungkap pemesan dan aktor yang berada di balik penyebaran hoax oleh kelompok MCA tersebut?

(knv/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads