Benarkah pertemuan pamitan itu dimanfaatkannya sebagai lobi-lobi untuk bisa mencalonkan diri sebagai presiden di 2019? Simak wawancara khusus detikcom dengan jenderal kelahiran, Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 lalu itu.
Kegiatan Setelah Pensiun: Ternak Ayam hingga Jalan-jalan
Foto: Rachman Haryanto.
|
Yah, karena sudah terbebas dari tekanan. Persiapan menikmati kemerdekaan, tepatnya begitu.. he-he-he
Apa aktivitas sehari-hari setelah tak jadi Panglima?
Saya punya kendali waktu yang cukup karena ketika saya menghadap bapak KSAD, ya terserah apa saja kegiatannya. Karena ini kan waktu MPP (masa persiapan pensiun), saya punya kebebasan sambil melanjutkan hobi saya memberikan kuliah atau datang ke kawan-kawan, termasuk ke pesantren-pesantren. Tergantungan undangan saja.
Termasuk ke Singapura untuk menerima penghargaan awal Maret lalu, ya. Boleh cerita dong makna penghargaan tersebut?
Kemarin itu satu surprise saya mendapat penghargaan yang langsung disematkan Presiden Singapura. Itu penghargaan bukan untuk saya tetapi untuk prajurit TNI dan keluarga saya. Dan satu yang tidak bisa saya bayangkan bahwa dalam satu hari saya bertemu dengan Panglima, Menhan, mendapat penghargaan, dan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura. Itu luar biasa bagi saya.
Selama 36 tahun berkarier di militer, apa kesan yang paling melekat terkait hubungan Anda dengan prajurit?
Kesan yang paling sulit selama 36 menjadi prajurit adalah pada saat menjadi komandan. Waktu yang sulit adalah menjelang menyiapkan satuan berangkat operasi. Karena, tak semua bisa berangkat, harus ada (prajurit) yang tinggal. Yang buat saya sulit itu adalah para prajurit yang harus tinggal, tidak berangkat.
Mereka bertanya, 'Pak Kenapa saya tak berangkat, Bapak meragukan saya, apa saya tidak berani, emangnya saya bencong?' Di sini lah saya mohon maaf kepada prajurit saya. Saya bilang, kalau perang prajurit itu biasa, yang masalah cari pejuang yang untuk menjaga keluarga prajurit yang ditinggalkannya. Itu perlu orang-orang yang terbaik, Jadi kamu lah yang terbaik. Itulah yang saya rasakan, mungkin aneh bagi negara lain. Tapi itulah Indonesia.
Dan ada sesuatu yang tidak bisa saya lupakan adalah, selama di TNI itulah saya belajar etika keprajuritan untuk berlatih keras dan disiplin untuk menang dalam pertempuran. Juga tentang kita memberikan pengabdian yang lebih, tanpa batas, melebihi batas keberanian manusia dan selanjutnya juga bagaimana loyalitas sesama prajurit.
Loyalitas sesama prajurit itu luar biasa. Contohnya dalam suatu pertempuran ada prajurit terluka atau gugur bagaimana caranya kita tidak peduli dengan tembakan menyelamatkan atau mengambil jenazahnya. Bahkan ada kejadian satu orang gugur tambah menjadi dua orang. Karena itu tadi, bagaimana kita menyelamatkan dan memakamkan jenazahnya. Jadi suatu kehormatan luar biasa bisa bersama sama dengan TNI.
Apa saja rencana setelah resmi pensiun nanti. Ada rencana bisnis, mungkin?
Ini saya sudah rencanakan lama, dan bersdiskusi dengan teman-teman, ada 38 teman yang sepakat, kami akan membuat peternakan ayam, ayam petelur.
"Kalau Saya Punya Rp 8 T, Saya Kasih Rp 7,5 T"
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
|
Bisnisnya aja baru rencana, 2019 mungkin baru operasional. Gimana bisa nabungβ¦
Iya juga sih, karena Anda kan disebut Pak Kivlan Zein sudah lebih kaya dari Pak Prabowo?
Alhamdulillah, itu kan saya anggap doa, diaminkan saja, mudah-mudahan jadi kenyataan.
Tapi seperti apa kebenarannya?
Kalau ada yang bilang saya punya Rp 8 triliun. Kalau bisa buktikan saya kasih Rp 7,5 triliun ha-ha-ha.
Soal pertemuan dengan Prabowo?
Benar saya menghadap pak Prabowo. Satu, karena dia senior saya, beliau ketua Partai Gerindra dan saat fit propert tes saya menghadap Pak prabowo. Tapi saya menghadap juga ke Ibu Megawati Soekarnoputri, Pak SBY. Saya ngomong juga ke ketua partai lainnya bahwa saya akan fit and proper test mohon doa restu. Ketika saya selesai panglima TNI dan merasa dibantu oleh kader-kader partainya saya datang ke Bu Mega, Pak SBY dan Pak Prabowo.
Di tempat Pak Prabowo saya diterima dan saya bicara 4 mata. Memang ada kata-kata bagaimana setelah pensiun mau bergabung atau gimana, saya terbuka. Jawabannya, saya masih prajurit aktif dan saya tidak berpikir politik praktis.
Tapi setelah 1 April ceritanya akan lain, ya?
Pasti lain.
Anda bilang pertemuan dengan para tokoh partai itu sebagai pamitan. Tapi ke Pak Prabowo kok sampai dua kali?
Dua kali? Ah, hoax itu. Sekali saja (bertemu), karena pertemuan yang semula batal.
Kalau dengan Presiden Jokowi sudah pamitan?
Saya pamitan, ada Pak JK juga. Itu saat saya masih Panglima TNI tapi (Marsekal Hadi Tjahjanto) sudah fit and proper test (di DPR). Usai sidang kabinet saya minta waktu untuk berbicara dengan Presiden.
Apabila fit and proper test selesai di DPR, saya mohon pak segera dikeluarkan keputusan presiden (pemberhentian sebagai Panglima TNI), karena secara de jure Pak Hadi sudah menjadi Panglima TNI.
Jadi Anda bukan sengaja dipercepat diberhentikan karena dianggap bakal menyaingi Presiden di 2019?
Ya orangkan rumor-rumor saja. Tetapi logika militernya seorang sebelum pensiun, setahun sebelumnya itu menerima masa persiapan pensiun.
Kata Gatot Soal Isu PKI dan Indonesia Bubar 2030
Foto: Zaki Alfarabi
|
Begini, kita pernah mengalami masa kelam pada saat Gestapu. Kemudian saya terkejut saat Asintel saya, Mayjen Benny, bilang, 'Pak, kemarin anak saya di UI semester II Tanya, siapa sih Aidit itu.' Kaget saya,". Saya telusuri ternyata sejak 2002 pelajaran sejarah tentang G30S/PKI sudah tidak ada. Ini sangat berbahaya, anak bangsa tidak tahu sejarah. Kalau terlena, kejadian serupa ini bisa terjadi. Agar tidak terjadi lagi kejadian kelam tersebut perlu pelajaran sejarah diberikan kembali. Tapi saya tidak punya kewenangan, maka saya ambil jalan pintas. Nonton film (Pemberontakan G30S) adalah jalan pintas pembelajaran sejarah, itu saja maksudnya.
Isu PKI ini terkait juga soal ancaman dari Tiongkok. Pak Amien Rais menyebut reklamasi 17 pulau itu sengaja untuk Tiongkok. Tapi saat itu TNI diam sajaβ¦
Saya itu sejak 10 maret 2014 sudah keliling ke kampus-kampus untuk mengingatkan tentang ancaman. Kenapa? Karena tidak ada satu pun institusi di negeri ini bicara soal potensi ancaman bangsa ini dengan data dan fakta yang ada. Maka dengan terpaksa saya lakukan itu. Terkait yang dikatakan Pak Prabowo negara ini bisa bubar 2030. Semua itu mungkin saja.
Apa indikasinya?
Apabila kemiskinan dibiarkan, apabila kesenjangan sosial makin tinggi, rakyat akan frustrasi. Begitu krisis ekonomi, ada krisis sosial. Manakala itu berkelanjutan, terjadi kerusuhan besar. Bisa terjadi negara gagal.
Dalam konteks ini tergantung sudut pandang, kalau sudut pandang kita nakut-nakutin bisa juga, bisa warning agar anak bangsa sadar menjaga negara ke depan.
Kalau ancaman dari dalam negeri, misalnya aksi intoleranasi penyerangan ulama?
Begini⦠di tahun politik kadang-kadang tindakan kriminal yang pelaku dan korbannya berbeda agama itu dikatakan sudah terbelah. Padahal itu kriminal biasa. Kriminal diangkat menjadi isu politik. Ini yang saya minta rekan-rekan sesama anak bangsa, mari kita lihat konteksnya. Jangan mudah mengatakan bangsa ini terbelah.
Intoleransi, tunjukkan di mana intoleransinya. Kemudian tentang ulama bahkan ulama dikatakan itu intelijen ini dan ada orang yang mengatakan bahwa itu yang mengedalikan adalah Jendral Gatot Nurmantyo. Ada yang mengatakan seperti itu.
Saya katakan tidak mungkinlah. 36 tahun saya mengabdi, saya melakukan itu dan kepada ulama. Sebagai jenderal TNI, pemimpin saya Presiden. Setelah saya pensiun, ya pemimpin saya ulama. Ulama yang menyelamatkan di kemudian hari. Kalau saya melakukan itu waduh berani sekali.
Peci Putih Jenderal Gatot di Tengah Massa Aksi 212
Jenderal Gatot berpeci putih bersama Presiden Jokowi di aksi 212 (Foto: Pool)
|
Ikut aksi? Berarti Pak Jokowi ikut aksi dong, kan Pak Jokowi juga datang ke sana. Ingat, saya datang saat itu sebagai Panglima TNI dalam situasi masyarakat yang jutaan tersebut, Presiden ada di tengah-tengah massa. Bagaimana kalau ada apa-apa terhadap presiden? Itu yang ada di otak saya. Apa pun saya lakukan itu taruhan, keselamatan Presiden ada di tangan saya. Dalam situasi seperti itu maka saya harus memberikan kode kepada masyarakat. Bahwa saya bagian dari itu, saya umat Islam, saya memakai peci putih, tapi saya juga dengan PDH (pakaian dinas harian), saya bagian pemerintah.
Jadi intinya saya hanya mempersiapkan semuanya agar dalam situasi kritis saya bisa menyelamatkan presiden. Tentara harus berfikir seperti itu. Berfikir ancaman yang paling terjelek harus siap. Walaupun ancaman itu tidak ada.
Tapi dalam aksi massa yang pertama, benarkah Anda yang melarang Presiden menerima massa?
Lo, yang menerima ulama kan Pak JK. Hebat sekali saya bisa mengendalikan Presiden.
Terkait tafsir-tafsir aksi 411 itu intoleransi. Saya katakan 411 itu semua berangkat dari masjid, itu orang-orang baik dong habis salat Jumat. Dikatakan intoleransi, lihat faktanya di situ ada sepasang remaja yang akan melakukan sakramen pernikahan di Katedral. Apa yang dilakukan umat islam? Memberikan jalan, memberikan lorong. Istilahnya itu hadiah kenangan luar biasa bagi pasangan tersebut. Itu manusia dengan manusia.
Manusia dengan tumbuhan. Adakah ketika itu rumput rusak? Sampah tersiasa?. Mana ada di dunia segitu banyak orang kumpul sampah tidak ada. Seperti itu dikatakan intoleransi. Terlalu sekali orang mengatakan seperti itu.
Pasca dua aksi massa itu Anda dicitrakan sebagai 'Jenderal Santri', calon pemimpin masa depan. Tapi saat Ramadan Anda menyatakan jangan ikuti ulama bersorban tapi suka memecah belah NKRI, dan suka melontarkan kalimat kasar. Itu diarahkan ke siapa?
Saya bicara, adalah tugas ulama membawa umat muslim menjadi mukminin, kan gitu. Maka ulama (harus) berbicara berdasarkan hati, tidak dengan paksaan tidak dengan kasar. Karena membuat muslim menjadi mukmin itu (harus) dengan suara hati.
Foto: Rachman Haryanto.
|
Ya tanya mereka lah, jangan tanya ke saya. Tapi menurut saya, buatlah suasana yang sejuk. Kemudian janganlah mengancam, mengancam. Inikan negara hukum.
Ada saran dari Habib Rizieq agar Gerindra, PKS, PAN berkoalisi memunculkan figur alternative. Anda setuju?
Lo, itu kan merupakan ide, ide dalam tahun politik ini bagaimana memberi ruang kemungkinan kemungkinan altenatif. Mungkin juga orang berfikir kalau cuma Pak Jokowi, Pak Prabowo, "Oh lu lagi, lu lagi".
Mari kita berfikir positif agar ada nuansana lebih banyak lagi. Ini kan pesta demokrasi, ya mari kita berpesta.
Gatot Ngaku Dekat Habib Rizieq saat di Aceh
Foto: Rachman Haryanto.
|
Saya akhir-akhir ini jarang ketemu. Saya saat di Aceh Habieb rizieq dan timnya mencari jenazah minta kantong mayat dan mereka pergi sendiri meski itu daerah operasi. Mereka benar-benar bekerja untuk kemanusiaan. Itu yang saya dekat persis. Saya waktu itu stafnya pak Alwi Shihab yang setiap malam memimpin rapat. FPI hanya minta kantong mayat.
Apa yang akan anda lakukan setelah resmi pensiun?
Saya ada tugas farewell visit ke London, Denmark. Saya juga akan menemui besan saya, warga Belanda dari Suriname.