"Secara teknis dan prosedur, kegiatan joyride di Sungai Bogowonto tidak memedomani sistem pengamanan, sesuai protap yang berlaku terhadap kegiatan," kata Asisten Pengamanan (Aspam) Kasad Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad dalam jumpa pers di kantor Dispen AD, Jalan Abdul Rachman Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).
Berdasarkan hasil investigasi TNI, ada beberapa tempat yang dianggap rawan di Sungai Bogowonto tidak ditempatkan personel pengamanan, termasuk tanda-tanda taktis sebagai petunjuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan matinya mesin tank disebabkan sirkulasi udara yang dibutuhkan untuk pembakaran terisi air, sehingga tank terperosok dan tenggelam.
"Dari hasil investigasi yang dibentuk tim AD, disimpulkan bahwa terdapat kesalahan prosedur yang tidak dijalankan sesuai SOP pengamanan sehingga menimbulkan kecelakaan dan menyebabkan dua orang meninggal dunia," sambungnya.
Tank yang dikemudikan oleh Pratu Randi diakui terperosok ke dasar sungai dengan kedalaman 150 centimeter yang menyebabkan seluruh penumpang yang berada di atasnya melompat ke sungai. Akibatnya, Pratu Randi Kurniadi dan kepala sekolah PUAD meninggal dalam kejadian itu.
"Adapun kedua korban meninggal di rumah sakit akibat kelelahan fisik setelah menolong atau menyelamatkan anak anak," tuturnya. (fiq/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini