Kawasan mangrove ini berlokasi persis di samping tumpukan sampah. Di kawasan yang luasnya 1,5 hektare ini, ditemui hamparan tanaman
hijau.
Ketua Komunitas Mangrove Muara Angke, Risnandar, mengatakan ada 27 ribu pohon yang tumbuh di kawasan ini, yang terdiri atas berbagai jenis, seperti pohon bakau, api-api, pidada, dan nipah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat memasuki kawasan mangrove lebih dalam, ada 3 saung kecil dan rumah edukasi. Selain itu, terdapat empat tambak ikan yang dibudidayakan masyarakat sekitar.
"Ada empat tambak, namanya tambak budi daya ikan, satu kolam lima kepala keluarga yang merawat. Ikannya itu nila merah, nila hitam, dan gurami. Kurang-lebih 15 ribu ekor," ucap pria yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Kelurahan Pluit ini.
Saat ini masyarakat sekitar sudah panen ikan sebanyak empat kali. Hasilnya pun diperuntukkan bagi warga yang merawat.
"Ikan mulai ada tahun 2015. Jadi biasanya kalau panen, dijual di tempat pelelangan ikan. Hasilnya dipotong buat bibit, (panennya) per empat bulan. Sampai sekarang sudah empat kali panen," tutur Risnandar.
Dia menuturkan tujuan dibangunnya kawasan hutan mangrove ini untuk mengembalikan kembali tanaman mangrove di pesisir pantai Jakarta Utara. Rencananya ia akan mengembangkan mangrove ini sampai pesisir laut Marunda.
"Tujuannya kita mengembalikan ekosistem laut, ini kan tanaman pesisir jangan sampai punah," ucapnya.
![]() |
Risnandar mengatakan kawasan hutan mangrove ini sudah pernah mendapat penghargaan masyarakat peduli persampahan tingkat Provinsi DKI Jakarta. Sebab, hutan mangrove ini berhasil tumbuh di atas tumpukan sampah.
"Belum lama juga kita dapat penghargaan dari Pak Anies, jadi ke depannya kita mau kembangin lagi tanaman mangrove ini," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, di kawasan Teluk Jakarta terdapat tumpakan sampah. Sebanyak 100 petugas membersihkan Teluk Jakarta dari sampah ini sejak pukul 09.00 WIB tadi. (jbr/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini