Pantauan detikcom pukul 11.10 WIB, para petugas mengumpulkan sampah bersama-sama. Beberapa dari mereka memindahkan sampah yang terkumpul ke kapal fiber menggunakan keranjang plastik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para petugas mengalami kesusahan ketika berjalan di atas tumpukan sampah. Salah satunya Dian Haryanto (28) yang mengaku sulit berjalan ketika ada air yang masuk ke sepatu botnya.
"Kita kan kerja pake sepatu bot terus kan mengandung air, terus kalau manggul sambil jalan mindahin ke kapal itu kan berat bebannya, jadi susah," ujar Dian, Sabtu (17/3/2018).
![]() |
Dian mengaku sudah dua kali membersihkan tumpukan sampah di air yang tebalnya lebih dari semeter. Dian mengaku sebelumnya pernah membersihkan sampah yang lebih tebal.
"Dulu lebih tebal bisa sampe segini tahun 2012," ujar Dian sembari menggambarkan ketebalan sampah sampai bagian dadanya.
Kesulitan juga diakui Maksi (27) saat mengeruk sampah menggunakan tangan. Sebab tekstur sampah sudah bercampur dengan air dan lumpur.
"Emang susah, tekstur sampahnya campur air sama lumpur," ucapnya.
Menurut Maksi, kawasan ini adalah tempat terparah ketika angin musim barat tiba. "Kalo (musim) baratan ya sampah semua isinya di sini, paling parah," tuturnya.
![]() |
Sejak pukul 09.00 WIB, ada 100 petugas gabungan dari Sudin Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu dan Sudin LH Jakut berjibaku membersihkan sampah di Teluk Jakarta, Penjaringan. Mereka akan terus mengangkut sampah di lokasi sampai pukul 16.00 WIB. Pengerjaan ini berlangsung selama seminggu ke depan.
Yusen menambahkan sampah tersebut akan diangkut dengan enam truk dan langsung ke Bantar Gebang, Bekasi. Pembersihan tumpukan sampah diperkirakan akan berlangsung selama seminggu.
"Sampahnya nggak kita pilah organik atau bukan organik jadi langsung kita bawa ke Bantar Gebang, (selesainya) ini kayanya sepekan nggak mungkin sehari jadi yanh penting kita aksi dulu," ujar Yusen. (jbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini