Munafiah Mengaku Tidak Dihamili Pimpinan Pondok Pesantren

Munafiah Mengaku Tidak Dihamili Pimpinan Pondok Pesantren

- detikNews
Selasa, 28 Jun 2005 15:48 WIB
Semarang - Pondok Pesantren (Ponpes) Manbaul Ulum, Genuk, Semarang geger. Gara-garanya, warga menuduh pimpinan ponpes tersebut, KH Masykuri menghamili Munafiah, salah seorang guru ngaji di pondok itu (bukan santri-Red). Tapi, anehnya, Munafiah mengaku, yang menghamili dirinya adalah tukang ojek. Senin (27/6/2005) kemarin, Pondok Pesantren yang beralamatkan di RT 02/II, Tenggaron Lor, Kecamatan Genuk, Semarang itu digeruduk massa. Ada sekitar 1.000 orang yang berunjuk rasa. Wuih! Padahal, pondok pesantren yang didemo ini hanya berukuran kecil. Lahan ponpes ini hanya seluas 10x5 meter. Bangunannya berlantai dua. Di bangunan ini juga, terdapat rumah yang didiami Masykuri. Ponpes ini juga hanya memiliki 25 santri. Sebagian besar santrinya anak-anak seusia SD dan SMP. Dalam sejarahnya, selama pondok pesantren ini berdiri 20 tahun lalu, tidak ada demonstrasi massa. Baru kali ini saja ada demo. Massa menggeruduk pondok pesantren setelah mengetahui bahwa Munafiah tiba-tiba melahirkan bayi. Padahal, Munafiah (25 tahun) belum menikah. Warga kaget, meski sebenarnya sejak lama sudah ada isu bahwa Munafiah hamil. Namun, isu itu mereda karena Munafiah memang sehari-hari tidak terlihat hamil. Ternyata, Munafiah pandai menyembunyikan perutnya yang membuncit. Karena itu warga pun terkejut ketika beredar berita bahwa Munafiah telah melahirkan bayi pada Jumat (24/6/2005). Siapa yang menghamili Munafiah? Sas-sus pun muncul. Dari mulut satu orang pindah ke mulut orang lain, informasinya seragam: "Yang menghamili Munafiah adalah Masykuri". Benar atau tidak tudingan itu, belum diketahui secara pasti. Tapi, warga percaya dengan tuduhan itu. Apalagi ada warga yang juga meniup isu bahwa Masykuri sering terlihat berdua-duaan di sawah dan juga pernah makan mie ayam berdua. Isu-isu inilah yang kemudian menggerakkan massa menuju pondok pesantren itu. Selasa (27/6/2005) malam, warga pun mendemo pondok pesantren tersebut untuk menuntut Masykuri bertanggung jawab terhadap Munafiah. Emosi massa memuncak. Bahkan, ada ancaman warga akan membakar pondok pesantren itu. Aparat kepolisian sigap. Polisi mengamankan terlebih dulu Masykuri, agar tidak jadi sasaran warga. Masykuri pun dibawa ke Mapolsek Genuk, Semarang. Setelah dimintai keterangan, menurut Kanit Reskrim Polsek Genuk Iptu Joko Watoro, Masykuri pun diperbolehkan pulang kembali. Sehari berlalu. Saat detikcom mendatangi ponpes yang terletak di desa terpencil ini, Selasa (28/6/2005), situasi di pondok tersebut tampak sepi. Hanya terlihat dua orang santri yang masih berusia SD. Masykuri dan istrinya, Azizah, juga tidak tampak. Tukang OjekBagaimana sebenarnya kasus ini? Apakah benar Masykuri menghamili Munafiah atau warga telah terprovokasi pihak tertentu? Siti Komah, warga yang berada di samping pondok pesantren mengaku tidak percaya Masykuri menghamili Munafiah. Bagi Siti, Masykuri adalah orang baik dan merupakan salah satu tokoh agama di desa itu. Bahkan, setiap Kamis, saat pengajian rutin digelar, masyarakat selalu berbondong-bondong ke ponpes itu. Karena itu, Siti menduga, tudingan bahwa Masykuri menghamili Munafiah sengaja dihembuskan pihak lain untuk mendiskreditkan Masykuri. Apalagi, menurut Siti, warga yang berunjuk rasa ke Ponpes itu bukan warga yang berada di dekat ponpes. "Warga itu jauh sana," kata dia. Keterangan agak jelas datang dari Mahmudi, paman korban. Saat ditemui detikcom di rumahnya, sekitar 1 km dari ponpes, Masykuri mengaku baru mengetahui bahwa Munafiah hamil setelah melahirkan bayinya. Karena itu, Mahmudi pun baru melaporkan kasus yang menimpa Munafiah itu kepada Polsek Genung, Semarang 27 Juni lalu. Dalam laporan ke polisi, Mahmudi melaporkan bahwa Munafiah telah dihamili oleh tukang ojek, bernama Slamet. Laporan itu juga diteken Munafiah sendiri. "Munafiah cerita bahwa yang menghamili dirinya adalah tukang ojek, bernama Slamet. Tukang ojek itu menghamili dirinya saat bertemu Taman Wisata Colo, Gunung Muria Kudus, delapan bulan lalu," jelas Mahmudi. Mahmudi juga curiga dengan penggerudukan warga ke ponpes pimpinan Masykuri itu. "Mungkin ada yang memprovokasi. Padahal Munafiah mengaku bukan Masykuri yang menghamili dia," ujar dia. (asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads