RI-Malaysia Koordinasi soal TKI yang Tewas di Lemari

Jakarta - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) berkoordinasi dengan otoritas Malaysia terkait tewasnya TKI bernama Santi Restauli Simbolon (25). Hal ini untuk memastikan proses hukum dapat berjalan terus.

"Saya baru saja berkomunikasi dengan pihak KJRI Penang, Ibu Neny. Mereka terus berkomunikasi dengan kepolisian dan sistem otoritas setempat untuk memastikan proses hukum atas kasus ini berdasarkan sistem hukum di Malaysia," kata Kabag Humas BNP2TKI Servulus Bobo Riti saat dihubungi detikcom, Kamis (15/3/2018).

Baca juga: Perempuan di Malaysia yang Tewas dalam Lemari Adalah TKI dari Medan

Santi diduga tewas dibunuh teman prianya. Sejauh ini polisi telah menangkap dua pria, sementara seorang pria bernama Sandip Gurung (27), yang berasal dari Nepal, terus diburu otoritas Malaysia.

Jenazah perempuan yang tewas di Penang, Malaysia, telah diserahterimakan kepada keluarga di Sumatera Utara. (Foto: dok. BNP2TKI)

Perempuan asal Desa Naga Kisar, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut, ini dipastikan sebagai TKI resmi yang masuk ke Malaysia pada 2015.

Santi ditemukan tewas di dalam lemari pakaian di sebuah kamar apartemen di Paya Terubong, George Town, Penang, Malaysia. Jasadnya ditemukan teman kamarnya yang mencium bau menyengat dari kamar yang terkunci.

Dilansir The Star, jasad Santi telah divisum pada Rabu (14/3). Pada hari ini, jasad Santi telah diserahterimakan kepada pihak keluarga.

Baca juga: Perempuan Indonesia di Malaysia Tewas Ditemukan dalam Lemari

"Pemulangan didampingi Ibu Neny dari KJRI Pulau Penang. Saat ini tim sudah di rumah duka dan jenazah sudah diserahterimakan kepada orang tua korban, Bapak Binter Simbolon," tutur Servulus.

BNP2TKI menyampaikan belasungkawa atas peristiwa ini. BNP2TKI mengimbau kepada para TKI untuk menjauhkan diri dari masalah hukum dan fokus bekerja.

"Kami akan terus mengimbau calon PMI (pekerja migran Indonesia) dan PMI untuk menjauhkan diri dari masalah hukum dengan tetap fokus pada tujuan bekerja di luar negeri guna mencapai kehidupan kesejahteraan yang lebih baik," tutur Servulus. (jbr/imk)