"Bonita perilakunya sudah menyimpang dari kebiasaan harimau lainnya. Kita menduga ada virus yang mempengaruhi otak Bonita sehingga dia selalu ingin berinteraksi dengan manusia," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (13/3/2018).
Menurut Suharyono, dugaan adanya virus menyerang otak Bonita hal itu berdasarkan pengamatan tim di lapangan. Di mana beberapa waktu lalu sebelum terjadinya dua konflik, Bonita diketahui memangsa seekor anjing sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bonita sudah lama berada di sekitaran Pelangiran, Inhil Riau. Keberadaannya di sana, juga dilaporkan sering memakan ternak ayam milik masyarakat.
"Jadi tim juga mendapatkan laporan kalau selama ini sejumlah ternak warga seperti ayam juga dimangsa Bonita. Padahal ayam ini bukannya buruan utama harimau," kata Haryono.
Sebagaimana diketahui, Bonita ini sudah menyerang dua orang warga hingga tewas. Pertama korbannya Jumiati karyawan perkebunan kelapa sawit pada 3 Januari 2018 lalu. Pasca penyerangan itu, tim BBKSDA Riau dibantu polisi melakukan pencarian terhadap Bonita.
Tapi pada Sabtu (13/3/2018), lagi-lagi Bonita kembali melakukan penyerangan terhadap warga lainnya. Korbannya Yusri buruh bangunan yang diserang hinga tewas. Namun dari kedua korban itu, Bonita sama sekali tidak menyantap organ tubuh keduanya. Korbannya hanya digigit di bagian lehernya hingga tewas. Setelah itu Bonita pun meninggalkan begitu saja. (cha/asp)