Inilah fakta yang terjadi dalam dua kali penyerangan Bonita terhadap dua korbannya Jumiati dan Yusri Effendi. Korban pertama Jumiati karyawan PT Tabung Haji Indo Plantations di Desa Tanjung Simpang Kanan, Kec Pelangiran, Kab Indragiri Hilir (Inhil) Riau.
Jumiati diserang pada 3 Januari tahun ini. Lokasinya persis di tengah perkebunan sawit Afdeling IV. Korban Jumiati tewas di tempat dengan luka di bagian leher belakangnya. Ada luka menganga di bagian lutut kanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua bulan dicari, sebenarnya Bonita berulang kali bertemu tim. Hanya saja Bonita tak mau masuk perangkap yang sudah dipasang yaitu box trap.
Masih berkeliarannya satwa buas itu, rupanya keberadaannya kembali menyerang manusia. Korban keduanya adalah Yusri. Buruh bangunan itu juga diserang pada Sabtu (10/3/2018) hingga tewas.
Jumaiti dan Yusri sama-sama menjadi korban keganasan Bonita. Tapi patut disimak juga, sekalipun keduanya diserang sampai tewas, namun organ tubuh keduanya masih utuh.
"Iya, harimau itu memang menyerang korbannya. Tapi kedua korbannya tidak dia makan. Organ tubuhnya masih utuh," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada detikcom, Senin (12/3/2018).
Kondisi Bonita yang hanya membunuh korbannya, menunjukan si puncak predator itu tidaklah kelaparan. Bonita tidak menjadikan manusia sebagai mangsa perburuannya untuk kebutuhan makannya.
"Faktanya seperti itu, harimau itu tidak memakan organ tubuh kedua korban," kata Haryono, begitu sapaan akrabnya.
Jika Bonita ini kelaparan, maka tentu saja dia akan menyantap organ tubuh keduanya. Sehingga Bonita menyerang manusia ini diperkirakan bukan karena kondisinya butuh asupan makanan.
"Di lokasi itu masih ada babi ataupun rusa yang bisa dimakan Bonita. Tapi memang perilaku Bonita ini sudah menyimpang dari kebiasaan harimau pada umumnya," kata Haryono. (asp/asp)