2 Warga Tewas Diserang Harimau Bonita, Lokasinya Masih Sedusun

2 Warga Tewas Diserang Harimau Bonita, Lokasinya Masih Sedusun

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Senin, 12 Mar 2018 12:21 WIB
Foto: dok. BBKSDA Riau
Pekanbaru - Dua warga di Riau, Jumiati dan Yusri, menjadi korban konflik dengan harimau bernama Bonita. Lokasi konflik ini masih di dusun yang sama.

Lokasi konflik manusia dengan harimau ini berada di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang Kanan, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Menuju lokasi konflik ini membutuhkan waktu yang lumayan panjang.

Wilayah itu tidak bisa diakses langsung lewat jalur darat dengan kendaraan. Lokasi ini juga harus ditempuh menggunakan kapal kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konflik pertama terjadi pada 3 Januari 2018. Korbannya adalah Jumiati, karyawan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantations (THIP). Lokasi konflik di area perkebunan sawit di Afdeling IV Kebun Eboni State.

Korban kedua, Yusri Effendi (30), juga tewas diserang harimau. Kasus ini terjadi pada Sabtu (10/3/2018) malam hari. Yusri adalah buruh bangunan yang tengah mengerjakan bangunan untuk sarang burung walet. Yusri berasal dari kabupaten tetangga, yakni Kabupaten Pelalawan.

Dua kasus konflik dengan korban Jumiati dan Yusri ini masih terjadi di dusun yang sama. Yang membedakan, Jumiati diserang Bonita di kawasan perkebunan sawit, sedangkan Yusri di area perkampungan.

"Wilayahnya masih satu dusun. Yang satu diserang di tengah perkebunan sawit, yang satu di perkampungan," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (12/3/2018).

Suharyono menjelaskan jarak lokasi Jumiati diserang dengan lokasi penyerangan Yusri sekitar 20 km.

"Konfliknya masih berada di satu dusun yang sama," kata Suharyono.

Sudah dua bulan lamanya tim BBKSDA Riau dibantu polisi dan masyarakat berusaha mengevakuasi Bonita. Bukan waktu yang sebentar, tim harus keluar-masuk perkampungan, perkebunan, dan kawasan semak belukar. Dua bulan juga waktu yang panjang dan melelahkan buat tim yang ada di sana.

Tim berusaha agar Bonita bisa diselamatkan dalam kondisi hidup. Hingga kini, setelah pascakonflik kedua, satwa puncak predator itu belum bisa dievakuasi. Bonita masih berkeliaran bebas. (cha/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads