"Masyarakat jangan terprovokasi terhadap informasi yang belum jelas validitasnya. Sehingga, perlu dilakukan langkah tabayun atau klarifikasi. Dan jika ada indikasi terjadinya potensi kerusuhan, dan kegiatan yang ancam ketertiban sosial, maka perlu mengkomunikasikan lebih lanjut ke yang lebih berkompetensi, dalam hal ini Polri," Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh saat dihubungi detikcom, Senin (12/3/2018).
Menurut Asrorun, apa yang dilakukan oleh Polri harus diapresiasi. Polri pun perlu dukungan dari masyarakat untuk menyelesaikan kasus ini dan kasus-kasus serupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asrorun juga meminta kepada polisi untuk menciptakan keamanan di masyarakat. Sehingga, masyarakat merasa tenang dan tidak muncul ketegangan.
"Itu bagian dari tanggung jawab aparat. Sehingga terjamin rasa aman masyarakat, dan kepercayaan masyarakat, ini arus terus dilakukan, sehingga muncul kepercayaan," ucap Asrorun.
Sebelumnya, Abdul ditusuk oleh S (38) di rahang bagian kanannya pada Minggu (11/3). Dia ditusuk saat menunaikan ibadah salat Subuh. Akibatnya, Abdul mengalami luka di rahang.
S diduga mengalami gangguan jiwa. Warga sekitar mengenal S kerap melampiaskan emosi kepada beberapa orang. Selain Abdul, beberapa orang lain sempat diludahi S.
"Jadi pada saat akan dilakukan pemeriksaan, itu pelaku menjawab sembarangan, maksudnya ngalor ngidul, tidak bisa mintai keterangan kemudian keluarganya tadi sudah datang, kakaknya menyatakan yang bersangkutan ada sakit, akhirnya bersama keluarga kita bawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diobservasi," ujar Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Putu Kholis Aryana kepada detikcom, Minggu (11/3). (aik/jbr)