"Saat penerbangan (in flight) 30 menit setelah lepas landas (take off) dari Cengkareng, FAR yang berada di kursi 10D berinisiatif membuka kemudian memakaikan baju pelampung (life vest) kepada penumpang 10C yang merupakan nenek dari FAR dan FAR juga sudah membuka baju pelampung untuk dirinya," ujar Airport Manager of Lion Air Group at Minangkabau International Airport, Padang, Eko Pujianto dalam keterangan yang disampaikan Minggu (11/3/2018).
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (11/3/2018) kemarin di dalam pesawat JT 358 rute Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng (CGK) menuju Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang (PDG).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"FAR kemudian ke dapur pesawat (galley) bagian depan dan menginformasikan kepada penumpang lain segera menggunakan baju pelampung. FAR meminta agar pesawat kembali lagi ke Cengkareng. Menurut FAR, dirinya bisa melihat dan merasakan adanya bahaya jika penerbangan dilanjutkan," tutur Eko.
Pimpinan penerbangan Capt. Agus Ahadi mendengarkan keterangan dari FAR, selanjutnya meminta FAR kembali duduk dan tenang. Sesaat kemudian, FAR kembali ke galley dengan tetap bersikap meminta kru untuk tidak meneruskan perjalanan.
Posisi dari baju pelampung yang dibuka sudah dirapihkan oleh crew lainnya, tetapi berulang kali FAR membuka dan menggunakannya. Kejadian ini dilakukan FAR enam kali berulang-ulang.
Akhirnya kejadian ini dilaporkan ke otorias bandara setelah pesawat mendarat di bandara Minangkabau. FAR kemudian diamankan. (fjp/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini