5 Anak Malang Busung Lapar

5 Anak Malang Busung Lapar

- detikNews
Senin, 27 Jun 2005 16:53 WIB
Malang - Kasus busung lapar juga ditemukan di daerah subur di di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lima anak dinyatakan positif menderita busung lapar. Mereka saat ini berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepanjen Jalan Raya Panji, Kepanjen, Malang, untuk mendapat perawatan.Kelima pasien itu masuk RS Kepanjen mulai tanggal 24 Juni lalu. Awalnya mereka hanya menderita penyakit seperti muntah dan berak. "Namun setelah dokter melakukan pemeriksaan lebih teliti, mereka dinyatakan menderita busung lapar,"kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD Kepanjen Susilowati ketika ditemui detikcom di kantornya, Senin (27/6/2005).Tim dokter menemukan sejumlah kelainan para kelima balita itu, misalnya berat badan kurang normal, wajah lebih tua, kulit keriput, bola mata menonjol dan rambut berubah kemerah-merahan.Penderita busung lapar itu adalah Toni Maulana 7 tahun mempunyai berat badan 11 kilogram, Veronika 6 bulan berat badan 4,7 kilogram, Supilatipin usia 17 bulan dengan berat badan 4,5 kilogram, Alfin Zakaria usia 15 bulan dengan berat badan 4,7 kilogram dan yang terakhir Yohan 15 bulan dengan berat badan 6 kilogram.Seluruh penderita busung lapar ini ditempatkan di Blok E ruang anak. Kondisi mereka saat ini sungguh memprihatinkan. Tubuh kurus kering mereka masih tertempel jarum infus untuk saluran tambahan gizi."RSUD dan Pemkab Malang akan menanggung semua beban selama mereka dirawat di sini," kata Susilowati.Tapi uniknya, Sri Astuti, salah seorang keluarga penderita busung lapar ketika ditemui detikcom, mengeluhkan pelayanan RSUD Kepanjen. Karena meski sudah menggunakan kartu Gakin (Keluarga Miskin) untuk menebus obat, dia masih harus membayar biaya obat yang mahal ketika di apotek yang berada di halaman RSUD Kepanjen."Saya ini dari keluarga miskin, Mas. Pekerjaan saya hanya buruh tani. Kemarin waktu nebus obat, saya sudah menunjukkan kartu Gakin. Tapi sama pihak apotek saya tetap harus bayar obat penuh sebesar Rp 233.500 ribu," keluh Sri Astuti.31 Ton SusuSementara itu untuk mengatasi problem bayi yang mengalami gizi kurang di Kabupaten Malang yang pada Mei lalu jumlahnya mencapai 3.164 anak, Departemen Kesehatan Kabupaten Malang telah menggelontorkan 31 ton susu melalui PT Indofarma. Pendistribusian susu itu akan dilakukan oleh puskesmas dan kelompok-kelompok dasa wisma yang menyelenggarakan kegiatan posyandu di seluruh Kabupaten Malang.Kepala Dinas Kesehatan Malang Muhammad Fauzi menjelaskan, susu yang digelontorkan Depkes itu adalah MP ASI. Susu itu hanya diberikan kepada bayi berusia di bawah 1 tahun. Pemakaiannya pun harus melalui pengawasan, karena jika salah takaran bisa-bisa malah membuat sakit perut sang bayi."Untuk pengontrolannya nanti akan dilakukan oleh puskesmas-puskemas atau kelompok-kelompok dasa wisma penyelenggara posyandu," kata Fauzi kepada detikcom.Kerawanan gizi terbesar di Kabupaten Malang saat ini berada di Kecamatan Lawang, Kecamatan Pagelaran serta Kecamatan Bantur. Kecamatan lain yang juga mengalami krisis gizi antara lain Kecamatan Donomulyo dan Kecamatan Pagak."Masalahnya, 15 persen dari desa-desa di kecamatan tersebut dalam 3 tahun terakhir pernah mengalami gizi buruk," ujar Fauzi.Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, pada Mei lalu, di Kabupaten Malang juga ditemukan 82 balita yang mengalami gizi buruk. Guna mengatasi masalah ini, Dinas Kesehatan sudah meminta bantuan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengirimkan entrasol atau semacam susu formula.Entrasol ini nantinya diberikan kepada balita penderita gizi buruk selama 90 hari. "Tapi dalam waktu 60 hari biasanya bayi yang menderita gizi buruk sudah ada perkembangan positif," jelas Muhammad Fauzi. (nrl/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads