Jakarta - Senjata yang sudah loyo, mana mantap lagi digunakan. Apalagi untuk melawan musuh. Itu sebabnya PT Pindad memproduksi senapan serbu dua (SS-2) menggantikan SS-1 untuk prajurit TNI.Pembuatan SS-2 ini dilakukan karena ketahanan dan akurasi senjata produksi yang lama, yakni SS-1 tidak bagus."Senjata dengan akurasi yang bagus penting untuk kebutuhan persenjataan TNI," kata Dirut PT Pindad Budi Santoto usai bertemu Wapres Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2006).Soal dana produksi SS-2, menurut Budi, diperoleh dari perbankan dan pasar modal. "Hingga kini kami sudah memproduksi 165 unit SS-2," ujarnya.
MoU SenjataUntuk kemandirian soal persenjataan nasional, pemerintah melalui Departemen Pertahanan, PT Pindad, dan perbankan milik pemerintah akan meneken
memorandum of understanding (MoU).MoU dilakukan sebagai wujud komitmen Presiden SBY agar Indonesia mandiri dalam pengadaan kebutuhan dasar peralatan TNI."Kita akan menindaklanjuti tentang persenjataan melalui MoU," kata Sekjen Dephan Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan usai bertemu Wapres Jusuf Kalla.Diuraikan dia, Dephan telah mengajukan anggaran untuk kebutuhan dasar prajurit TNI, seperti sandang, pangan, papan, perlengkapan, logistik, dan mobilitas senjata prajurit TNI."Untuk itu pemerintah memberikan tambahan anggaran Rp 2 triliun, yang diambil dari APBN Perubahan 2005. Dana sebelumnya yang diberikan pemerintah kepada Dephan sebanyak Rp 21,9 triliun," tutur Sjafrie.
(atq/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini