Taufik meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk mengklarifikasi hal itu kepada Pemerintah Kerajaan Malaysia. Termasuk meminta penjelasan dari media online tersebut.
Pasalnya, media itu ditengarai tidak memiliki sumber berita yang jelas. Taufik menegaskan, pemberitaan itu pun sepertinya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufik menambahkan, pemerintah melalui KBRI di Malaysia bisa proaktif dengan meminta agar media online itu menarik berita itu dari situsnya. Dan memberikan klarifikasi, serta menampilkan sikap dan pernyataan resmi dari Polri.
"Saat ini, kemajuan teknologi kadang disalahgunakan untuk kepentingan tertentu, misalnya untuk menyebarkan isu negatif. Jangan sampai berita itu tetap menyebar, dan terkesan negatif bagi Polri. Padahal Polri sudah membantu FBI untuk menangkap kapal itu. Tentunya, penangkapan ini seharusnya mendapat apresiasi," tandas Taufik.
Sebagaimana diketahui, di tengah upaya membantu penyidikan skandal 1 Malaysian Develoment Berhad (IMDB), Polri diserang kabar miring dari media Malaysia. Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto pun sudah membantah dan mempertanyakan kredibilitas media yang menyebarkan kabar itu. Ia memastikan tuduhan itu hoax.
"Media itu justru melakukan framing pemberitaan menjadi 'Penyiasat Indonesia menjumpai 1 billion ringgit tersimpan rapi dalam kapal Jo Lo. Siap berbalut kertas hadiah. Untuk siapa ya pak?'. Tapi basis data pemberitaan media itu, hanya berasal dari tangkapan gambar atau screenshoot Facebook. Ironisnya, tangkapan gambar itu juga tidak menampilkan link dari akun Facebook tersebut. Bahkan juga tidak ada nama si pembuat status itu," ujar Ari. (ega/nwy)











































