Warga setempat mengabadikan Markam sebagai nama sebuah bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Saya mendirikan sebuah tempat pendidikan bagi usia dini yang memberi nama PAUD Teuku Markam. Tujuannya untuk mendedikasikan beliau sebagai salah satu orang yang rela mengobarkan emas 28 kg untuk Monas. Ini juga sebagai pengingat sejarah bagi generasi ke depan bahwa ada seorang pemuda yang lahir di desa Alue Caplie, Seunudon berjuang hingga sukses dan mau membangun Nusantara," kata Kepala Desa Alue Caplie, Kamaruddin Ahmad ditemui detikcom di rumahnya, Jumat (9/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah Markam, Teuku Marhaban bersama warga lainnya lah yang pertama membuka kawasan tersebut sehingga terbentuk Desa Alue Caplie.
"Semangat Markam perlu kita tiru. Dia menyisihkan hartanya untuk pembangunan Monas di Jakarta masa Presiden Soekarno. Tentu tujuannya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia negara yang besar," tambah Kamaruddin.
Kata Kamaruddin, selain ada PAUD bernama Teuku Markam, di desanya juga masih ada tiga unit rumah peninggalan Markam. Rumah itu dibuatnya pada tahun 1974 dan sekarang ditempati oleh cucu dari saudara orang tuanya.
Tidak ada peninggalan lainnya disisakan Markam di tanah kelahirannya. Hanya rumah dan kuburan ayah kandungnya menjadi saksi Markam ada dan memberi kontribusi besar bagi Pemerintahan Indonesia setelah kemerdekaan.
Untuk diketahui, Teuku Markam putra asli kelahiran Desa Alue Caplie, Kecamatan Seunudon, Aceh Utara, Aceh yang lahir pada tahun 1925.
Kampung kelahirannya itu berada sekitar 30 km dari pusat Ibu Kota Kabupaten yaitu Lhoksukon. Di desa itulah, dia lahir, mengalami masa kecil dan dewasa, jatuh bangun usaha hingga menyumbangkan emas miliknya untuk diletakkan di puncak Monas pada masa Presiden Soekarno. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini